Pemerintah koalisi Israel akan mempercepat RUU pekan ini untuk membubarkan parlemen, menyiapkan negara itu untuk pemilu kelima dalam tiga tahun, kata seorang menteri Kabinet hari Selasa.
Perdana Menteri Naftali Bennett mengumumkan hari Senin (20/6), ia akan membubarkan aliansinya yang terdiri dari delapan partai dengan ideologi-ideologi yang berbeda, setahun setelah ia menjabat, dan menetapkan pemilihan baru untuk negara itu. Serangkaian pembelotan dari partainya Yamina, telah melucuti koalisi mayoritasnya di parlemen Israel, yang dikenal sebagai Knesset.
Bennett mengutip kegagalan koalisi awal bulan ini untuk memperpanjang undang-undang yang memberi status hukum khusus kepada pemukim di Tepi Barat sebagai pemicu utama bagi penyelenggaraan pemilu baru.
Sekutu utama Bennett, Menteri Luar Negeri Yair Lapid, akan menjabat perdana menteri sementara sampai pemerintahan baru terbentuk setelah pemilu, yang diperkirakan akan berlangsung bulan Oktober.
Menteri Kesejahteraan Israel, Meir Cohen, anggota partai Yesh Atid dari Lapid mengatakan kepada media penyiaran Israel, Kan, bahwa koalisi akan menyerahkan RUU itu ke parlemen untuk pemungutan suara awal hari Rabu.
Sebuah komite parlemen menyetujui penyelenggaraan pemungutan suara awal untuk membubarkan parlemen hari Rabu, dengan pemungutan suara akhir diharapkan bisa berlangsung pada awal pekan depan. [ps/jm]