Tautan-tautan Akses

Reaksi Warga Israel Terhadap Berita Pemilu Kelima dalam 3 Tahun


Ilustrasi - Seorang perempuam memberikan suara untuk pemilihan parlemen Israel di TPS khusus untuk pasien COVID-19 di Haifa, Israel, 23 Januari 2021.
Ilustrasi - Seorang perempuam memberikan suara untuk pemilihan parlemen Israel di TPS khusus untuk pasien COVID-19 di Haifa, Israel, 23 Januari 2021.

Reaksi penduduk Yerusalem, Selasa (21/6), beragam terhadap berita bahwa Israel akan melangsungkan pemilu kelima dalam tiga tahun. Ini adalah jumlah yang mencapai rekor.

Pemerintahan koalisi Israel yang melemah, Senin (20/6) mengumumkan bahwa mereka akan membubarkan Parlemen dan mengadakan pemilu baru, membuka kemungkinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali ke kekuasaan atau periode lain dari kebuntuan politik yang berkepanjangan.

Pemilu akan menempatkan Netanyahu yang terpolarisasi, yang dalam setahun ini menjadi pemimpin oposisi, kembali ke pusat politik. Levi Shoshan, penduduk Yerusalem mengatakan, "Menurut saya, itu adalah pemerintahan yang singkat. Itu sangat baik untuk Israel. Tetapi oposisi dengan Netanyahu akan kembali. Likud akan kembali."

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memberikan pernyataan di Knesset, parlemen Israel di Yerusalem, 20 Juni 2022. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett memberikan pernyataan di Knesset, parlemen Israel di Yerusalem, 20 Juni 2022. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Perdana Menteri Naftali Bennett, mantan sekutu dan ajudan Netanyahu, membentuk pemerintahan setahun lalu dengan tujuan menghentikan siklus pemilu yang tidak berkesudahan. Tetapi pemerintah koalisi yang rapuh, yang mencakup partai-partai dari seluruh spektrum politik, kehilangan mayoritasnya awal tahun ini dan telah menghadapi pemberontakan dari anggota parlemen yang berbeda dalam beberapa pekan terakhir.

Berdasar kesepakatan koalisi, Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, yang mengepalai partai besar berhaluan tengah Yesh Atid, kini menjadi perdana menteri sementara sampai pemilu. Lapid diperkirakan akan menjadi saingan utama Netanyahu.

Israel mengadakan empat pemilu antara 2019 dan 2021 yang sebagian besar merupakan referendum tentang kemampuan Netanyahu untuk memerintah sementara ia diadili karena korupsi. Netanyahu membantah melakukan kesalahan.

Jajak pendapat memperkirakan bahwa Likud, partai garis keras Netanyahu, akan kembali menjadi partai tunggal terbesar. Tetapi belum jelas apakah ia akan dapat mengumpulkan dukungan yang diperlukan dari mayoritas anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. [ka/uh]

XS
SM
MD
LG