Para demonstran anti-pemerintah berteriak, mencemooh dan berlari mencari perlindungan setelah pasukan pemerintah menyerang kamp mereka, Sabtu, dekat Universitas Sana’a. Serangan yang terjadi pada saat sholat Subuh ini sama sekali tidak diperkirakan.
Para saksi mata mengatakan polisi menggunakan peluru tajam, gas air mata dan pentungan untuk membubarkan demonstran. Para demonstran melemparkan batu dan botol ke arah polisi.
Saluran-saluran televisi satelit menunjukkan puluhan demonstran muda anti-pemerintah dibawa dengan tandu, beberapa dengan darah bercucuran dari muka mereka. Beberapa orang lainnya pingsan dan tergeletak di tanah. Para dokter juga melaporkan merawat banyak korban yang menghirup gas.
Stephen Steinbeiser dari Lembaga Amerika Bidang Penelitian Yaman di Sana’a mengatakan serangan terhadap para demonstran anti-pemerintah mengakibatkan kemarahan masyarakat dan kegiatan tampaknya terhenti di banyak tempat.
"Para demonstran bertambah dan warga sangat marah karena serangan terhadap para demonstran anti-pemerintah itu. Mereka sangat marah dan ini tampaknya membuat berani banyak demonstran untuk menyerang dan tampaknya ada pertambahan kekuatan pada tingkat yang lebih tinggi," papar Steinbeiser. "Para pekerja sosial tidak masuk kerja hari Sabtu, para karyawan sektor swasta juga banyak yang tidak masuk kerja. Krisis di Sana’a sendiri menjadi semakin kacau. Lebih banyak jalan tertutup jadi agak sulit untuk bepergian di beberapa daerah, dan tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi."
Steinbeiser menambahkan pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah lama memegang jabatan tampaknya dalam posisi yang sulit sekarang, dan mencari solusi yang cepat bagai krisis itu tidak akan mudah.
"Persoalannya adalah tidak ada penyelesaian yang baik, dan Presiden, saya rasa, telah memberikan lebih banyak kelonggaran selama sebulan ini dibanding selama 32 tahun berkuasa," kata Steinbeiser. "Jadi, itu menimbulkan persoalan besar bagi pemerintah Yaman tentang bagaimana mengubah dengan cepat dan efektif untuk memuaskan rakyat. Tetapi, protes-protes meningkat di semua kota, di Mukalla, dan Hadramaut, Hodeida, dan di Aden."
Televisi Al-Jazeera juga melaporkan bentrokan-bentrokan antara pada demonstran dan polisi di kota Taiz, selain di kota pelabuhan Aden dan Hadramaut di selatan.
Serangan terhadap kamp demonstran anti-pemerintah dilakukan dua hari setelah Presiden Saleh menawarkan sejumlah besar reformasi politik kepada para pemimpin politik oposisi dan kepada para demonstran.
Aksi unjuk rasa tersebut menuntut agar Presiden Saleh yang telah berkuasa sejak tahun 1978, mengundurkan diri.