BOSTON —
Anggota keluarga, teman kerja dan para sahabat dengan panik menggunakan media sosial, ponsel dan bahkan situs-situs penemu orang (people finder) Senin (15/4) untuk mencari kepastian nasib para peserta dan penonton Marathon Boston, dimana tiga orang tewas dan lebih dari 140 lainnya terluka setelah sepasang bom meledak dekat garis finish.
Pencarian tersebut dipersulit padatnya lalu lintas penggunaan ponsel yang membuat layanan lambat dan tertunda. Di era hubungan digital, kesunyian timbul berjam-jam setelah ledakan terjadi.
Julie Jeske, 51, dari Bismarck, negara bagian North Dakota, baru saja menyelesaikan maraton sekitar 15 menit sebelum ledakan terjadi. Ia segera mencoba menelepon orangtuanya namun tidak bisa.
Di kota Seattle, Lisa Cliggett menunggu kabar dari abangnya Mark Cliggett, 51, dan kakak iparnya, Janet Vogelzang, 54, yang telah mengikuti beberapa maraton dan selalu mengirim peesan pada anak-anak mereka saat melintasi garis finish. Namun Senin itu, pesan-pesan tersebut tidak sampai dan pasangan itu tidak dapat dihubungi lewat ponsel.
Ia melihat laman marathon dan mencoba menghitung lokasi pasangan tersebut berdasarkan lokasi terakhir dan kecepatan lari mereka. Akhirnya, tiga jam setelah ledakan, pasangan tersebut berhasil menelepon anak-anak mereka dan mengirim SMS pada adiknya bahwa mereka selamat.
Google juga turun tangan untuk menolong keluarga dan sahabat pelari menemukan orang-orang terdekat mereka, dengan membangun situs yang disebut Google Person Finder. Pengguna tinggal memasukkan nama orang yang mereka cari atau memasukkan informasi mengenai seseorang yang ada di sana. Beberapa jam setelah ledakan, situs itu mengindikasikan telah melacak 3.600 catatan.
Mary Beth Aasen, dari Shorewood, Wisconsin, dan suaminya menggunakan sebuah aplikasi untuk melacak kemajuan anak perempuan mereka, Maggie, sepanjang rute maraton. Setelah ledakan terjadi, aplikasi itu menunjukkan bahwa Maggie masih bergerak, membuat kedua orangtuanya lega. Namun baru 30 menit kemudian Maggie berhasil dihubungi lewat telepon.
Mary Butler dari Oklahoma City, tidak dapat menjangkau suaminya, Jason, yang berlari bersama anak lelaki mereka, abang dan anggota keluarga lainnya. Namun ia mengatakan Jason berhasil menulis di Facebook bahwa ia dan yang lainnya baik-baik saja.
“Itu saja yang saya tahu. Saya tidak berhasil menelepon mereka sejak ledakan terjadi,” ujarnya. (AP/Tammy Webber)
Pencarian tersebut dipersulit padatnya lalu lintas penggunaan ponsel yang membuat layanan lambat dan tertunda. Di era hubungan digital, kesunyian timbul berjam-jam setelah ledakan terjadi.
Julie Jeske, 51, dari Bismarck, negara bagian North Dakota, baru saja menyelesaikan maraton sekitar 15 menit sebelum ledakan terjadi. Ia segera mencoba menelepon orangtuanya namun tidak bisa.
Di kota Seattle, Lisa Cliggett menunggu kabar dari abangnya Mark Cliggett, 51, dan kakak iparnya, Janet Vogelzang, 54, yang telah mengikuti beberapa maraton dan selalu mengirim peesan pada anak-anak mereka saat melintasi garis finish. Namun Senin itu, pesan-pesan tersebut tidak sampai dan pasangan itu tidak dapat dihubungi lewat ponsel.
Ia melihat laman marathon dan mencoba menghitung lokasi pasangan tersebut berdasarkan lokasi terakhir dan kecepatan lari mereka. Akhirnya, tiga jam setelah ledakan, pasangan tersebut berhasil menelepon anak-anak mereka dan mengirim SMS pada adiknya bahwa mereka selamat.
Google juga turun tangan untuk menolong keluarga dan sahabat pelari menemukan orang-orang terdekat mereka, dengan membangun situs yang disebut Google Person Finder. Pengguna tinggal memasukkan nama orang yang mereka cari atau memasukkan informasi mengenai seseorang yang ada di sana. Beberapa jam setelah ledakan, situs itu mengindikasikan telah melacak 3.600 catatan.
Mary Beth Aasen, dari Shorewood, Wisconsin, dan suaminya menggunakan sebuah aplikasi untuk melacak kemajuan anak perempuan mereka, Maggie, sepanjang rute maraton. Setelah ledakan terjadi, aplikasi itu menunjukkan bahwa Maggie masih bergerak, membuat kedua orangtuanya lega. Namun baru 30 menit kemudian Maggie berhasil dihubungi lewat telepon.
Mary Butler dari Oklahoma City, tidak dapat menjangkau suaminya, Jason, yang berlari bersama anak lelaki mereka, abang dan anggota keluarga lainnya. Namun ia mengatakan Jason berhasil menulis di Facebook bahwa ia dan yang lainnya baik-baik saja.
“Itu saja yang saya tahu. Saya tidak berhasil menelepon mereka sejak ledakan terjadi,” ujarnya. (AP/Tammy Webber)