Berikut petikan wawancara wartawan VOA, Eva Mazrieva dengan Irmawati Dewanto.
VOA: Dapatkah Anda ceritakan bagaimana situasi di Copley Square beberapa saat setelah ledakan tadi?
Irmawati: Ledakan terjadi sekitar jam 02.50 PM. Saat itu saya sedang berada di dalam kelas, di dalam gedung di Arlington Street sekitar 500 meter dari lokasi ledakan. Tiba-tiba kami mendengar ledakan. Tampak asap membubung tinggi. Tak lama terdengar suara sirene polisi dan ambulans. Kami keluar gedung dan melihat orang-orang berlarian di jalan, panik sambil berteriak-teriak “Ada bom… ada bom”. Memang saat itu sedang ada event besar Boston Marathon jadi suasana kacau.
VOA: Lalu Anda mencoba mendekati lokasi dan menemukan beberapa stasiun KA di dekat lokasi ditutup?
Irmawati: Stasiun Copley Square memang ditutup sejak pagi karena dipersiapkan untuk acara Boston-Marathon. Menurut rencana beberapa saat menjelang acara berakhir seharusnya dibuka, tapi karena ada ledakan ditutup. Ini baru saja polisi dan otorita KA memberitahu dua jalur yang ada, merah dan biru, baru dibuka kembali. Namun warga diminta pulang ke rumah, tidak berkumpul di Copley Square. Juga kalau berjalan diminta tidak dalam rombongan besar.
VOA: Ini informasi anda dapat lewat teks atau online?
Irmawati: Tidak. Ini informasi yang diteriakkan polisi di jalan-jalan. Saya sekarang masih berada di sekitar Arlington Street. Semua kelas memang dibatalkan tapi teman-teman masih ingin melihat ke lokasi. Apalagi karena memang situasi disini padat. Signyal telfon kami juga diacak. Mungkin untuk mengantisipasi terjadinya pengaktifan bom lewat telefon seluler. Karena seperti Eva sudah tahu, setelah dua ledakan di garis finish Boston Marathon, terjadi juga ledakan di JFK Library di Universitas Massachusetts. Jadi, memang suasana yang saya tangkap disini sekarang, warga, petugas sama-sama panik. Semua juga sedang mencari informasi. Karena selain para pelari dan supporternya, banyak keluarga yang menonton acara ini. Hari Senin ini adalah hari pertama Spring-Break, jadi anak-anak sekolah libur dan mereka menghabiskan hari dengan berjalan-jalan di sekitar Copley Square ini. Saat tidak ada bom saja, situasi di Copley Square ini padat, apalagi ada bom! Yang bikin saya sedih, Boston Marathon ini dijadikan ajang untuk mengenang penembakan di SD Sandy Hook, Newtown, yang menewaskan 26 orang (termasuk 20 anak-anak). Menurut rencana di kilometer ke 26 akan dibuat memorial untuk mengenang mereka. Tapi, pemboman ini membuat suasana jadi campur aduk, orang berduka, sedih, marah. Suasana Boston yang tadinya gembira karena libur dan cuaca hangat, tapi sekarang jadi berduka, suram, marah. Sulit saya menjelaskannya.
VOA: Sekarang ini Copley Square masih ditutup?
Irmawati: Masih. Kalau pun stasiun KA disini dibuka dan KA bisa lalulalang di bawah tanah, tapi pintu stasiun Copley tetap ditutup. Kita harus turun satu stasiun sebelum atau setelah Copley. Polisi masih menutup stasiun itu. Petugas polisi, ambulans, pemadam kebakaran masih hilir mudik. Beberapa ratus meter dari lokasi juga masih dikasih garis kuning dan tidak bisa dilintasi.
VOA: Kondisi keamanan di seluruh kota di AS kini ditingkatkan, termasuk di Washington DC. Karena peristiwa ini disebut-sebut sebagai “on going event”. Anda sendiri melihat memang ada kemungkin terjadinya ledakan lagi?. Atau suasana disana masih tegang?
Irmawati: Ya. Itulah sebabnya saya rasa mengapa polisi dan walikota meminta kita pulang. Tidak bergerombol. Mereka juga mencari saksi mata sebanyak-banyaknya. Semua yang ada di lokasi masih diwawancara. Semua tampak masih sangat khawatir apalagi ada ledakan susulan di JFK Library tadi. Jadi kemungkin masih ada bom berikutnya memang sangat terasa. Orang khawatir, takut”.
VOA: Baiklah Irma, hati-hati, jaga keselamatan. Mohon informasi jika ada warga atau mahasiswa Indonesia yang berada di lokasi atau jadi korban.
VOA: Dapatkah Anda ceritakan bagaimana situasi di Copley Square beberapa saat setelah ledakan tadi?
Irmawati: Ledakan terjadi sekitar jam 02.50 PM. Saat itu saya sedang berada di dalam kelas, di dalam gedung di Arlington Street sekitar 500 meter dari lokasi ledakan. Tiba-tiba kami mendengar ledakan. Tampak asap membubung tinggi. Tak lama terdengar suara sirene polisi dan ambulans. Kami keluar gedung dan melihat orang-orang berlarian di jalan, panik sambil berteriak-teriak “Ada bom… ada bom”. Memang saat itu sedang ada event besar Boston Marathon jadi suasana kacau.
VOA: Lalu Anda mencoba mendekati lokasi dan menemukan beberapa stasiun KA di dekat lokasi ditutup?
Irmawati: Stasiun Copley Square memang ditutup sejak pagi karena dipersiapkan untuk acara Boston-Marathon. Menurut rencana beberapa saat menjelang acara berakhir seharusnya dibuka, tapi karena ada ledakan ditutup. Ini baru saja polisi dan otorita KA memberitahu dua jalur yang ada, merah dan biru, baru dibuka kembali. Namun warga diminta pulang ke rumah, tidak berkumpul di Copley Square. Juga kalau berjalan diminta tidak dalam rombongan besar.
VOA: Ini informasi anda dapat lewat teks atau online?
Irmawati: Tidak. Ini informasi yang diteriakkan polisi di jalan-jalan. Saya sekarang masih berada di sekitar Arlington Street. Semua kelas memang dibatalkan tapi teman-teman masih ingin melihat ke lokasi. Apalagi karena memang situasi disini padat. Signyal telfon kami juga diacak. Mungkin untuk mengantisipasi terjadinya pengaktifan bom lewat telefon seluler. Karena seperti Eva sudah tahu, setelah dua ledakan di garis finish Boston Marathon, terjadi juga ledakan di JFK Library di Universitas Massachusetts. Jadi, memang suasana yang saya tangkap disini sekarang, warga, petugas sama-sama panik. Semua juga sedang mencari informasi. Karena selain para pelari dan supporternya, banyak keluarga yang menonton acara ini. Hari Senin ini adalah hari pertama Spring-Break, jadi anak-anak sekolah libur dan mereka menghabiskan hari dengan berjalan-jalan di sekitar Copley Square ini. Saat tidak ada bom saja, situasi di Copley Square ini padat, apalagi ada bom! Yang bikin saya sedih, Boston Marathon ini dijadikan ajang untuk mengenang penembakan di SD Sandy Hook, Newtown, yang menewaskan 26 orang (termasuk 20 anak-anak). Menurut rencana di kilometer ke 26 akan dibuat memorial untuk mengenang mereka. Tapi, pemboman ini membuat suasana jadi campur aduk, orang berduka, sedih, marah. Suasana Boston yang tadinya gembira karena libur dan cuaca hangat, tapi sekarang jadi berduka, suram, marah. Sulit saya menjelaskannya.
VOA: Sekarang ini Copley Square masih ditutup?
Irmawati: Masih. Kalau pun stasiun KA disini dibuka dan KA bisa lalulalang di bawah tanah, tapi pintu stasiun Copley tetap ditutup. Kita harus turun satu stasiun sebelum atau setelah Copley. Polisi masih menutup stasiun itu. Petugas polisi, ambulans, pemadam kebakaran masih hilir mudik. Beberapa ratus meter dari lokasi juga masih dikasih garis kuning dan tidak bisa dilintasi.
VOA: Kondisi keamanan di seluruh kota di AS kini ditingkatkan, termasuk di Washington DC. Karena peristiwa ini disebut-sebut sebagai “on going event”. Anda sendiri melihat memang ada kemungkin terjadinya ledakan lagi?. Atau suasana disana masih tegang?
Irmawati: Ya. Itulah sebabnya saya rasa mengapa polisi dan walikota meminta kita pulang. Tidak bergerombol. Mereka juga mencari saksi mata sebanyak-banyaknya. Semua yang ada di lokasi masih diwawancara. Semua tampak masih sangat khawatir apalagi ada ledakan susulan di JFK Library tadi. Jadi kemungkin masih ada bom berikutnya memang sangat terasa. Orang khawatir, takut”.
VOA: Baiklah Irma, hati-hati, jaga keselamatan. Mohon informasi jika ada warga atau mahasiswa Indonesia yang berada di lokasi atau jadi korban.