Amerika Serikat memperingatkan Iran dengan tajam agar jangan menutup Selat Hormuz yang sangat penting itu, setelah Teheran mengancam akan menghambat pengangkutan minyak melalui perairan itu kalau Barat mengenakan sanksi atas ekspor minyak mentah Iran.
Sekertaris Pers Pentagon George Little mengatakan hari Rabu bahwa gangguan terhadap lalu-lintas kapal melalui Selat Hormuz tidak akan ditolerir.
Sementara itu, seorang jurubicara Armada Ke-5 Amerika yang berbasis di Bahrain memberitahu VOA dalam e-mail bahwa arus barang melalui selat itu adalah sangat penting bagi kemakmuran kawasan dan global. Letnan Rebecca Rebarich mengatakan Angkatan Laut Amerika siap menghadapi tindakan jahat untuk menjamin kebebasan pelayaran.
Sebelumnya, perwira tertinggi angkatan laut Iran, Laksamana Habibollah Sayyari, mengatakan penutupan Selat Hormuz akan sangat mudah bagi pasukannya, walaupun ia menambahkan tindakan segera belum diperlukan.
Sayyari adalah pejabat Iran yang kedua pekan ini menyebut kemungkinan penutupan jalur masuk ke Teluk Persia sebagai tanggapan atas ancaman Barat untuk mengenakan sanksi terhadap ekspor minyak Iran karena program nuklirnya yang kontroversial.
Hari Selasa, Wakil Presiden Iran Mohammed Reza Rahimi mengatakan bahwa kalau minyak Iran dilarang, “maka setetes minyakpun tidak boleh melewati Selat Hormuz."
Peringatan Iran itu dikemukakan sewaktu pasukan angkatan lautnya melanjutkan latihan selama 10 hari di selat itu dan perairan sekitarnya, yang dimulai hari Sabtu.
Iran berpendapat, program pengayaan uraniumnya adalah untuk tujuan sipil, tetapi laporan PBB yang dikeluarkan bulan lalu mengatakan Teheran tampaknya secara diam-diam hendak membuat senjata nuklir.
Menteri-menteri Uni Eropa telah mengatakan keputusan mengenai sanksi-sanksi ekonomi lebih jauh, termasuk pemboikotan minyak Iran, akan diambil dalam beberapa pekan mendatang. Mayoritas pendapatan luar negeri Iran berasal dari ekspor minyak.