Korea Selatan dan Polandia, Rabu (5/3), menandatangani perjanjian untuk memperdalam kerja sama. Kedua sekutu merasa bersatu dalam masalah keamanan meskipun terbentang jarak geografis yang sangat jauh di antara mereka.
Menteri Luar Negeri Cho Tae-yul dari Korea Selatan dan Radek Sikorski dari Polandia menandatangani rencana aksi yang membeberkan hubungan mereka dalam bidang politik, ekonomi, pertahanan, dan budaya hingga 2028.
“Kami berdua menegaskan kembali bahwa ada kebutuhan untuk lebih memperkuat kerja sama, untuk kerja sama keamanan transregional, yang mencakup Eropa dan Indo-Pasifik dalam kerangka kemitraan NATO-IP4," kata Cho.
Ia merujuk pada kemitraan NATO dengan sekutu di kawasan Indo-Pasifik, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Keduanya telah menjadi mitra strategis sejak 2013, dan Korea Selatan telah menjadi pemasok utama senjata ketika Polandia berupaya memodernisasi pertahanannya.
“Polandia adalah penerima peralatan militer Korea terbesar di seluruh dunia, dan kami ingin lebih mengembangkan kerja sama ini dengan prospek merelokasi produksi dan transfer teknologi ke Polandia,” kata Sikorski kepada wartawan setelah pertemuan tersebut, berdiri di samping Cho.
“Polandia juga dapat berfungsi sebagai pusat untuk promosi lebih lanjut peralatan militer Korea di Eropa dan untuk pembangunan kembali Ukraina,” tambahnya.
Kedua negara memiliki kekhawatiran yang sama tentang situasi di Ukraina, yang terletak di perbatasan timur Polandia. Perang Rusia-Ukraina juga telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh wilayah timur NATO.
Korea Selatan dan Polandia, bersama sekutu Eropa lainnya, juga khawatir akan dukungan Korea Utara terhadap Rusia dalam perang itu, termasuk pengiriman tentara Korea Utara untuk bertempur bersama Rusia. Korea Selatan khawatir Rusia dapat memberi Korea Utara imbalan berupa transfer teknologi sensitif untuk meningkatkan program nuklir dan misilnya. [ka/lt]
Forum