Dengan latar belakang penangguhan mendadak bantuan militer Amerika ke Ukraina, para pemimpin Uni Eropa yang khawatir bertemu di Brussel hari Kamis (6/3) guna membahas langkah-langkah untuk meningkatkan pertahanan UE terhadap Rusia.
“Pertanyaannya bukan lagi apakah keamanan Eropa terancam secara nyata, atau apakah Eropa harus memikul lebih banyak tanggung jawab atas keamanannya sendiri,” kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen menjelang pertemuan puncak itu Selasa (4/3), ketika ia menguraikan rencana pembiayaan pertahanan multi-cabang senilai $840 miliar untuk blok beranggotakan 27 negara tersebut.
“Pertanyaan sebenarnya di depan kita adalah apakah Eropa siap untuk bertindak tegas seperti yang ditentukan oleh situasi — dan apakah Eropa siap dan mampu bertindak dengan kecepatan dan ambisi yang dibutuhkan,” tambahnya.
Pesan itu telah bergema di berbagai pertemuan puncak darurat yang mengumpulkan para pemimpin Eropa yang takut akan kemungkinan pelepasan keterlibatan AS, dan telah menghasilkan komitmen pengeluaran pertahanan Eropa yang baru, setelah bertahun-tahun tuntutan Washington untuk menanggung lebih banyak beban.
Namun, negara-negara anggota UE juga menghadapi tantangan berat selagi mereka bergerak untuk mempersenjatai diri kembali, dari pemerintahan dan ekonomi yang terkadang goyah, hingga populasi yang skeptis dan gerakan sayap kanan yang melonjak yang sering kali lebih mendukung Rusia.
Yang paling mengkhawatirkan bagi banyak orang adalah kemungkinan peralihan pemerintahan Trump dari aliansi transatlantik yang telah lama ada.
Rasa urgensi
Bagi banyak pemimpin UE, pesan saat ini adalah persatuan. Selama pertemuan puncak di London (pada hari Minggu lalu), negara-negara UE dan Inggris yang bukan anggota sepakat untuk mengembangkan rencana perdamaian mereka sendiri bagi Ukraina untuk disampaikan ke Washington. Prancis dan Inggris juga mendukung “koalisi yang bersedia” yang mengirim pasukan ke Ukraina untuk menegakkan kesepakatan damai apa pun.
Presiden Prancis Emmanuel Macron — yang telah lama menyerukan Eropa yang lebih otonom secara militer — juga telah menyarankan untuk memperluas penggunaan nuklir Prancis ke negara-negara Eropa lainnya sebagai langkah pencegahan.
Di luar Ukraina, lembaga kebijakan Bruegel yang berbasis di Brussel memperkirakan Eropa akan membutuhkan 300.000 tentara lagi dan ratusan miliar dolar lagi untuk mencegah kemungkinan agresi Rusia tanpa Amerika Serikat. [lt/ab]
Forum