Tautan-tautan Akses

Belarus Tawarkan Jadi Mediator Pertemuan Trilateral AS, Ukraina, dan Rusia


Presiden Belarus, Alexander Lukashenko
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko

Belarus menawarkan diri menjadi tuan rumah pertemuan trilateral – Amerika Serikat, Ukraina dan Rusia – untuk membantu menyelesaikan perang yang sudah memasuki tahun keempat.

Tawaran ini disampaikan sehari setelah AS menghentikan seluruh bantuan ke Ukraina, termasuk informasi intelijen. Negara-negara Eropa tetap meminta jaminan keamanan bagi Ukraina sebagai salah satu landasan pertemuan.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko pada hari Rabu (5/3) mengatakan Minsk siap menjadi tuan rumah pertemuan trilateral antara Amerika Serikat, Ukraina dan Rusia.

“Siapapun seharusnya tidak menekan Zelenskyy, siapapun dia. Kita tetap perlu membuju dan berunding dengan Zelenskyy karena sebagian besar masyarakat Ukraina berdiri di belakangnya. Oleh karena itu semua harus siap berunding. Jika perlu datang lah ke Minsk, yang letaknya dekat dengan Ukraina, hanya 200 kilometer dari perbatasan Belarusia-Kyiv. Setengah jam terbang dengan pesawat. Datanglah! Kita bisa duduk dengan tenang, tanpa hiruk pikuk, dan mencapai suatu perjanjian. Tolong sampaikan pada Trump bahwa saya menantinya di sini bersama dengan Putin dan Zelenskyy,” kata Lukashenko.

Dalam wawancara dengan blogger AS, Mario Nawfal, yang dipublikasikan pada hari Rabu, Lukashenko juga menggarisbawahi peran Presiden Donald Trump dalam mengupayakan perdamaian di Ukraina.

“Kita tidak akan dapat mencapai perdamaian apapun tanpa AS. Isu ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa AS,” tandasnya.

AS Tangguhkan Bantuan Militer dan Informasi Intelijen ke Ukraina

Trump pada hari Senin (3/3) memerintahkan “penangguhan” bantuan AS ke Ukraina ketika ia berusaha meningkatkan tekanan pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk terlibat dalam perundingan guna mengakhiri perang dengan Rusia.

Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz pada Rabu pagi (5/3) mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya sedang “meninjau semua aspek” hubungan intelijen AS dan Ukraina.

“Kami telah mundur dan berhenti sejenak guna meninjau semua aspek dari hubungan ini. Namun sebelum saya berjalan ke sini, saya baru saja berbicara di telepon dengan penasihat keamanan nasional Ukraina. Kami bicara tentang putaran negosiasi berikutnya, mengenai lokasi, delegasi, dan substansi… Saya pikir kita akan melihat pergerakan dalam waktu yang sangat singkat,” ujar Waltz.

Berbicara di hadapan sidang gabungan Kongres untuk pertama kalinya di masa jabatan keduanya pada Selasa malam (4/3) atau empat hari setelah pertemuannya di Ruang Oval yang menegangkan dengan Zelenskyy, Trump mengatakan ia baru saja menerima “surat penting” dari Zelensky yang menyiratkan kesiapannya menandatangani perjanjian tanah jarang, kapan AS bersedia. Zelenksyy mengkonfirmasi kesiapannya untuk berunding lewat X.


Bagi warga Ukraina yang menderita di bawah bombardir Rusia, pemangkasan bantuan AS merupakan hal yang pahit.

“Saya berharap Trump akan mengubah pandangannya. Korban agresi tidak bisa dianggap bersalah dan sekaligus dihukum,” kata Viktoria, seorang warga.

Sementara Illia mengatakan, “Mungkin Eropa dapat sedikit membantu karena kini harapan kami hanya pada Eropa, tidak yang lain.”

Eropa Tutupi Kekurangan Bantuan Militer bagi Ukraina?

Dapatkah Eropa menutupi kekurangan bantuan militer dari AS? Pakar Rusia di Mayak Intelligence, Mark Galeotti, mengatakan kepada VOA…

"Ada beberapa sistem tertentu – mulai dari rudal Patriot hingga suku cadang untuk tank Abrams dan pengangkut personel Bradley yang digunakan Ukraina – yang satu-satunya cara bagi Eropa untuk mendapatkannya adalah dengan membelinya di pasar terbuka. Dan itu akan memakan waktu lama," jelasnya.

Wakil Direktur Royal United Services Institute Malcolm Chalmers mengatakan Ukraina juga mulai memproduksi sendiri senjata-senjatanya.

“Mungkin sekitar setengah dari senjata yang sekarang digunakan Ukraina berasal dari industri pertahanannya sendiri. Dan sekitar separuhnya adalah yang diperoleh dari AS dan lainnya – termasuk Eropa.”

Rusia Sambut Perkembangan Terbaru Hal “Positif”

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada hari Rabu mengatakan kesiapan Zelenskyy untuk berunding merupakan suatu hal yang positif, meskipun ia juga mengingatkan adanya dekrit di Ukraina yang melarang pemimpinnya melangsungkan perundingan dengan Rusia.

“Isunya adalah siapa yang akan datang ke meja perundingan (karena) hingga saat ini Presiden Ukraina tetap dilarang melakukan perundingan dengan pihak Rusia. Secara keseluruhan pendekatannya baik, tetapi rinciannya (soal siapa yang dapat berunding) masih belum berubah,” ujar Peskov.

Rusia juga menyambut keputusan AS untuk menghentikan bantuan militer ke Ukraina dengan mengatakan “(hal ini) untuk membantu menyelesaikan situasi dengan cara-cara damai.”

Zelenskyy: Siap Ikut KTT Uni Eropa Hari Kamis

Dalam perkembangan terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy Rabu siang mengatakan siap menghadiri KTT Uni Eropa yang akan berlangsung di Brussels pada hari Kamis (6/3). “Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak dan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz telah melangsungkan pertemuan hari Rabu, dan kami melihat ada momentum ke depan. Kami berharap dapat melihat hasil pertamanya minggu depan.”

Dengan mengutip sumber-sumber diplomatik, DailyMail mencuit di X bahwa Zelenskyy bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan datang ke Washington DC minggu depan untuk menunjukkan rasa persatuan guna mencapai perdamaian antara Ukraina dan Rusia. [em/hj/aa]

Forum

XS
SM
MD
LG