Sementara warga Nigeria bersiap untuk memberikan suara hari Sabtu, VOA Siaran Bahasa Hausa berbicara dengan orang-orang yang berbagi harapan, ekspektasi, dan ketakutan mereka tentang arah negara itu.
Bagi Mustapha Abubakar dari negara bagian Zamfara, masalah utama yang harus diatasi adalah ketidakamanan.
Menurut UNHCR, lebih dari 3,1 juta orang mengungsi di dalam negeri dan 343.000 orang terpaksa meninggalkan negara itu karena kekerasan. Kekerasan ekstremis, bentrokan antarkomunitas, dan penculikan untuk tebusan semuanya berperan dalam memburuknya keamanan.
Kekerasan tersebut telah menimbulkan iklim ketakutan di negara itu. Menurut Jajak Pendapat Gallup yang dirilis Jumat (24/2), warga Nigeria merasa kurang aman dibandingkan delapan tahun lalu ketika Presiden Muhamadu Buhari mulai menjabat. Hanya sekitar 53% dari mereka yang disurvei mengatakan mereka merasa aman berjalan sendirian pada malam hari, turun dari 61% saat Buhari pertama kali terpilih.
Seperti yang dikatakan Safiya Ajao, pembuat film dari Jos kepada VOA, “Sangat penting bagi kami untuk aman di negara kami sendiri.”
Kepercayaan pada pejabat terpilih juga menurun di Nigeria. Pemilih menyebutp isu-isu termasuk korupsi, ketidakmampuan untuk menepati janji dan pemimpin yang tidak sejalan dengan rakyat telah merusak kepercayaan mereka pada pemerintah.
Menurut Gallup, 94% orang Nigeria melihat korupsi di pemerintahan tersebar luas. Persetujuan pemilih terhadap kepemimpinan turun dari lebih dari 60% pada tahun 2015 menjadi 24% pada tahun 2022. [lt/ab]
Forum