Presiden Prancis Emmanuel Macron mengesahkan rencana kontroversial untuk merombak sistem pensiun tanpa pemungutan suara di parlemen, sementara protes berlanjut di berbagai penjuru negara itu dan partai-partai oposisi bersiap untuk mengajukan mosi tak percaya pada Jumat (17/3).
Macron pada Kamis (16/3) menggunakan kewenangan konstitusional untuk mengesahkan legislasi yang menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tanpa pemungutan suara di parlemen.
Senat meloloskan legislasi itu pada Kamis. Namun, politisi sayap kanan di Majelis Nasional menentang legislasi itu, yang artinya RUU tersebut tidak memiliki cukup suara pendukung.
Dua per tiga pemilih Prancis menolak perombakan sistem pensiun itu, menurut berbagai jajak pendapat.
Aksi mogok untuk memprotes perombakan itu telah dilancarkan di berbagai penjuru Prancis sejak Januari, sehingga berdampak pada kereta, sekolah, layanan publik dan pelabuhan. Ribuan orang berunjuk rasa di luar Parlemen pada hari Kamis. “Sebagai warga negara, saya merasa ditipu,” kata Laure Cartelier, seorang guru berusia 55 tahun.
Serikat-serikat pekerja telah menyerukan satu hari lagi protes di seluruh Prancis pada Kamis mendatang. Pemogokan bergilir oleh petugas pengumpul sampah kota di Paris yang menentang perombakan pensiun telah menyebabkan gundukan-gundukan sampah, yang menarik kedatangan tikus dan membuat para turis jijik. [uh/ab]
Forum