Tautan-tautan Akses

Jaksa: '170 Orang Dieksekusi' dalam Serangan di Desa-desa Burkina


Sebuah mural terlihat di Ouagadougou, Burkina Faso, pada 1 Maret 2023. Sekitar 170 orang “dieksekusi” dalam serangan di tiga desa di Burkina Faso utara seminggu yang lalu. (Foto: AP)
Sebuah mural terlihat di Ouagadougou, Burkina Faso, pada 1 Maret 2023. Sekitar 170 orang “dieksekusi” dalam serangan di tiga desa di Burkina Faso utara seminggu yang lalu. (Foto: AP)

Sekitar 170 orang “dieksekusi” dalam serangan di tiga desa di Burkina Faso utara seminggu yang lalu, kata seorang jaksa penuntut regional, Minggu (3/3). Insiden ini terjadi ketika kekerasan pelaku jihad berkobar di negara yang dikuasai junta tersebut.

Pada hari yang sama, 25 Februari, serangan terpisah terhadap sebuah masjid di Burkina timur dan sebuah gereja Katolik di utara menyebabkan puluhan orang tewas.

Aly Benjamin Coulibaly mengatakan telah menerima laporan tentang serangan di desa Komsilga, Nodin dan Soroe di provinsi Yatenga pada tanggal 25 Februari, dengan korban sementara “sekitar 170 orang dieksekusi.”

Serangan itu menyebabkan, warga lainnya terluka dan kerusakan material, lanjut jaksa kota utara Ouahigouya dalam sebuah pernyataan, tanpa menyalahkan kelompok mana pun.

Dia mengatakan kantornya memerintahkan penyelidikan dan meminta informasi kepada masyarakat.

Tentara loyalis Burkina Faso berjaga di sebuah bandara di Ouagadougou, Burkina Faso, 23 September 2015. (Foto: Reuters)
Tentara loyalis Burkina Faso berjaga di sebuah bandara di Ouagadougou, Burkina Faso, 23 September 2015. (Foto: Reuters)

Orang-orang yang selamat dari serangan tersebut mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa puluhan perempuan dan anak kecil termasuk di antara para korban.

Sumber keamanan setempat mengatakan serangan tersebut terpisah dari insiden mematikan yang terjadi pada hari yang sama di sebuah masjid di komunitas pedesaan Natiaboani dan sebuah gereja di desa Essakane.

Pihak berwenang belum mengumumkan jumlah resmi korban tewas dalam serangan tersebut. Seorang pejabat senior gereja ketika itu mengatakan sekurangnya 15 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.

Burkina Faso sedang berjuang melawan pemberontakan jihadis yang dilancarkan oleh pemberontak yang berafiliasi dengan al-Qaeda dan kelompok ISIS. Pemberontak itu menyebar dari negara tetangga Mali pada 2015.

Kekerasan tersebut telah menewaskan hampir 20.000 orang dan membuat lebih dari dua juta orang mengungsi di Burkina Faso, salah satu negara termiskin di dunia yang terletak di Sahel, sebuah wilayah yang dilanda ketidakstabilan.

Kemarahan terhadap ketidakmampuan negara untuk mengakhiri ketidakamanan berperan penting dalam dua kudeta militer pada tahun 2022. Pemimpin kuat saat ini, Ibrahim Traore, menjadikan perang melawan kelompok pemberontak sebagai prioritas.

Serangan 'Terkoordinasi'

Ada sejumlah serangan pada tanggal 25 Februari, terutama terhadap detasemen militer di Tankoualou di timur, batalion respons cepat di Kongoussi di utara, dan tentara di wilayah utara Ouahigouya.

Menurut sumber keamanan, tentara dan anggota Relawan Pertahanan Tanah Air, kekuatan sipil yang mendukung militer, menanggapi serangan-serangan tersebut melancarkan operasi yang mampu “menetralisir beberapa ratus teroris,”

Menteri Keamanan Mahamadou Sana, minggu ini menggambarkan gelombang serangan tersebut “terkoordinasi.”

“Perubahan pendekatan taktis musuh ini karena basis teroris telah dihancurkan serta kamp pelatihan dan tindakan dilakukan untuk mengeringkan sumber pendanaan musuh, serta koridor pasokannya,” kata Sana.

Masjid dan imam di masa lalu telah menjadi sasaran serangan yang dituduh dilakukan oleh para jihadis.

Gereja-gereja di Burkina juga kadang-kadang menjadi sasaran dan orang-orang Kristen diculik.

Kelompok analisis ACLED mengatakan bahwa bulan Januari saja, 439 orang tewas dalam kekerasan tersebut. [my/jm]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG