Tautan-tautan Akses

Iran Siap Negosiasi, Tetapi Tolak Tekanan dari AS dan Uni Eropa


Abbas Araqchi, yang sekarang Menteri Luar Negeri Iran, menghadiri pertemuan Komisi Bersama kesepakatan nuklir di Wina, Austria, 28 Juni 2019. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters, arsip)
Abbas Araqchi, yang sekarang Menteri Luar Negeri Iran, menghadiri pertemuan Komisi Bersama kesepakatan nuklir di Wina, Austria, 28 Juni 2019. (Foto: Leonhard Foeger/Reuters, arsip)

Media pemerintah Iran melaporkan, Sabtu (14/9), bahwa Menteri Luar Negeri Iran mengatakan Teheran terbuka untuk diplomasi untuk menyelesaikan sengketa, tetapi menolak "ancaman dan tekanan." Dia melontarkan pernyataan itu setelah Amerika Serikat (AS) dan tiga negara Eropa menerapkan sanksi terhadap sektor penerbangan negara itu.

Pernyataan Abbas Araqchi muncul satu hari setelah kepala diplomat Uni Eropa mengatakan blok itu mempertimbangkan pengenaan sanksi baru yang menarget sektor penerbangan AS. Rencana sanksi baru itu merupakan tanggapan atas laporan bahwa Teheran memasok rudal-rudal balistik ke Rusia dalam perang melawan Ukraina.

"Iran melanjutkan jalannya sendiri dengan kekuatan, meski kami selalu terbuka untuk pembicaraan untuk menyelesaikan sengketa...tetapi dialog harus berlandaskan saling menghormati, bukan berdasarkan ancaman dan tekanan," kata Araqchi, seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.

Araqchi mengatakan pada Rabu (11/9) bahwa Teheran tidak mengirimkan rudal-rudal balistik apa pun ke Rusia. Dia menambahkan bahwa sanksi-sanksi yang diterapkan terhadap Iran oleh Amerika Serikat dan tiga negara kuat Eropa tidak akan menyelesaikan persoalan apa pun di antara mereka.

Amerika Serikat, Jerman, Inggris dan Prancis pada Selasa (10/9) menerapkan sejumlah sanksi terhadap Iran, termasuk beberapa sanksi terhadap maskapai penerbangan nasional, Iran Air. [ft/ah]

XS
SM
MD
LG