Tautan-tautan Akses

Instagram Pastikan Tidak Mata-Matai Penggunanya


Kepala Instagram Adam Mosseri, yang saat itu menjabat wakil president manajemen produk di Facebook, berbicara di konferensi 2016 TechCrunch Disrupt di San Francisco, California, 14 September 2016.
Kepala Instagram Adam Mosseri, yang saat itu menjabat wakil president manajemen produk di Facebook, berbicara di konferensi 2016 TechCrunch Disrupt di San Francisco, California, 14 September 2016.

Pemimpin Instagram Adam Mosseri memastikan pihaknya tidak memata-matai pembicaraan penggunanya.

Dalam wawancara di program “CBS This Morning” bersama Gayle King di stasiun televisi CBS, Selasa (25/6), Mosseri mengatakan Instagram tidak memantau pembicaraan pribadi guna menyesuaikan iklan yang muncul.

“Kami tidak memantau pesan-pesan Anda, tidak mendengar lewat mikrofon Anda,” ujar Mosseri. Ditambahkannya, “karena banyak alasan berbeda, melakukan hal itu akan menjadi sangat bermasalah.”

Mosseri mengakui bahwa apa yang disampaikannya sulit dipercaya.

“Saya mengakui Anda mungkin tidak benar-benar percaya kepada saya,” ujarnya kepada King. King berulangkali mempertanyakan kepada Mosseri tentang bagaimana pengguna Instagram mendapat iklan-iklan produk yang mereka perbincangkan, tapi tidak pernah mencarinya di internet.

Mosseri memberikan dua penjelasan mengapa pengguna Instagram melihat iklan-iklan produk dan toko yang diyakini hanya diungkapkan secara pribadi.

“Ada dua hal yang memungkinkan hal itu terjadi. Yang pertama, karena keberuntungan semata, yang mungkin terjadi,” ujarnya.

“Meskipun berulangkali,” potong King dengan cepat.

“Yang kedua adalah Anda mungkin bicara tentang sesuatu karena hal itu ada di pikiran Anda, dan berinteraksi dengan konten yang lebih baru,” lanjutnya. “Saya pikir hal semacam ini sering terjadi dengan cara yang sangat tidak disadari.”

Selama wawancara, yang seluruhnya akan dipublikasikan hari ini, Rabu (26/6), Mosseri juga ditanya tentang “deepfakes’’ atau video yang diubah agar tampak bahwa seseorang melakukan sesuatu secara berbeda dibanding yang sesungguhnya terjadi. Seringkali videonya tampak sangat realistis, menyulitkan sebagian orang untuk membedakan mana yang merupakan video asli dan mana yang hasil rekayasa.

Baru-baru ini sebuah video “deepfake’’ CEO Facebook Mark Zuckerberg dipasang di Instagram. Video itu menunjukkan bahwa Zuckerberg mengakui bahwa ia memiliki data pengguna yang telah dicuri. Akun yang memasang video itu mengaku bahwa video itu merupakan hasil rekayasa.

Menanggapi pertanyaan tentang penghapusan “deepfakes” di platformnya, Mosseri mengatakan perusahaan itu sedang mengembangkan kriteria untuk menghapus, meskipun tidak akan menghapus video Zuckerberg sebelumnya. [em/ft]

XS
SM
MD
LG