Salah seorang pendiri Facebook dan mantan teman asrama Mark Zuckerberg, Chris Hughes, menyerukan pemisahan perusahaan jaringan media sosial terbesar di dunia itu dalam satu artikel opini di surat kabar New York Times, Kamis (9/5). Hughes mendukung sejumlah anggota Kongres yang juga memimpin sikap anti-trust atau anti-monopoli untuk memecah perusahaan teknologi raksasa itu dan peraturan privasi federal.
Facebook telah menjadi sorotan otorita berwenang pembuat undang-undang di seluruh dunia karena praktik berbagi data atau 'data sharing,' pernyataan-pernyataan bernada kebencian dan misinformasi di jaringan itu.
“Kita adalah bangsa dengan mengendalikan monopoli, tidak pelu seberap baik niat para pemimpin perusahaan ini. Kekuasaan Mark tidak pernah ada yang seluas ini sebelumnya dan tidak Amerika,” tulis Hughes dalam artikel opini di New York Times hari Kamis (9/5).
Jaringan media sosial Facebook memiliki lebih dari dua miliar pengguna di seluruh dunia. Facebook juga mengendalikan WhatsApp, Messenger dan Instagram; yang setiap hari digunakan oleh lebih dari satu miliar orang. Facebook membeli Instagram tahun 2012 dan WhatsApp tahun 2014.
Kandidat calon presiden Partai Demokrat, Senator Elizabeth Warren, Maret lalu bertekad untuk memecah atau membagi Facebook, Amazon.com Inc. dan Google jika terpilih menjadi presiden nanti, guna mempromosikan kompetisi di sektor teknologi.
“Saat ini perusahaan-perusahaan teknologi raksasa memiliki kekuasaan yang terlalu besar atas ekonomi, masyarakat, penggunaan privasi kita untuk profit, merugikan usaha kecil dan membuat inovasi stagnan. Saatnya #BreakUpBigTech,” cuit Warren di Twitter.
Presiden Amerika Donald Trump sebelumnya telah menyerukan pembentukan perusahaan-perusahaan media sosial “yang lebih banyak dan lebih adil” guna menanggapi diskriminasi yang dilakukan Twitter, yang menurutnya diduga karena ia seorang Republikan.
Hughes ikut mendirikan Facebook tahun 2004 di Harvard bersama CEO perusahaan itu, Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovitz. Ia mengundurkan diri dari Facebook tahun 2007 dan dalam sebuah pernyataan di LinkedIn mengatakan ia telah memiliki setengah miliar dolar dalam waktu tiga tahun saja.
Facebook belum menanggapi permohonan media untuk menanggapi pernyataan Hughes ini.
Dalam salah satu dari serangkaian skandal keamanan dan privasi yang menghantam perusahaan itu, Facebook dituduh telah membagi informasi 87 juta penggunanya secara tidak layak dengan perusahaan konsultasi politik Inggris yang kini sudah dibekukan, Cambridge Analytica.
Perusahaan itu telah melakukan pembicaraan dengan Komisi Perdagangan Federal Amerika FTC untuk menyudahi penyelidikan itu dan bulan lalu mengatakan mereka memperkirakan akan mengeluarkan antara tiga hingga lima miliar dolar untuk membayar denda.
Senator-senator faksi Republik dan Demokrat hari Senin (6/5) mengkritisi laporan rencana penyelesaian masalah di luar hukum itu, dan menyerukan FTC untuk mengenakan denda yang lebih besar dan pembatasan yang lebih ketat terhadap praktik bisnis Facebook. (em)