Tautan-tautan Akses

IMF Imbau Italia, Prancis, Spanyol Ambil Tindakan Tegas terkait Utang


Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva di Marrakesh, Maroko, 12 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Susana Vera)
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva di Marrakesh, Maroko, 12 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/Susana Vera)

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF Kristalina Georgieva mengingatkan Italia, Prancis, dan Spanyol untuk berupaya lebih keras dalam mengatasi peningkatan utang dan tingkat defisit. Namun ia mengatakan pertumbuhan ekonomi Eropa pasca-COVID “sangat moderat”.

“Ketiga negara ini mengalami peningkatan rasio utang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto -red) secara signifikan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan beberapa surat kabar, menurut transkrip yang diterbitkan pada Kamis (23/11).

“Respons fiskal mereka terhadap COVID memang sangat kuat, tetapi hal ini menyebabkan peningkatan utang dan tingkat defisit. Jadi sekarang mereka benar-benar harus mengencangkan sabuk pengaman dan melakukan penyesuaian fiskal,” katanya.

Bagi Italia, “masalah tersebut diperparah dengan melambatnya pertumbuhan sebagai akibat dari penarikan langkah-langkah dukungan kebijakan,” katanya.

"Anggaran untuk Italia harus diperkuat: penyesuaian fiskal yang dilakukan Italia tidak akan bekerja cukup cepat untuk menurunkan defisit dan tingkat utang,” katanya.

Ia menyatakan Prancis berada "dalam posisi yang lebih baik karena pertumbuhan di sana lebih mengakomodasi penyesuaian fiskal", ia mengatakan "2024 harus menjadi halaman balik bagi Prancis dalam hal pengetatan.”

Spanyol, yang "mengalami pemulihan besar dalam sektor jasa dan pariwisata," memproyeksikan penyesuaian sebesar 0,3 persen, yang menurutnya ,IMF anggap dapat diterima selama "tidak memperbarui langkah-langkah dukungan kebijakan yang diharapkan berakhir pada akhir tahun ini."

Secara keseluruhan, ia menyampaikan kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi di Eropa.

“Tidak seperti AS, yang telah pulih ke tren sebelum pandemi, Zona Euro masih 2 persen di bawah tren sebelum pandemi, dan pertumbuhannya sangat kecil,” katanya, mengutip perang di Ukraina dan tantangan demografi sebagai faktor utama.

Ditanya tentang perang antara Israel dan Hamas, Georgieva mengatakan sejauh ini dampaknya terhadap ekonomi global masih minim. Namun, hal tersebut bisa berubah jika konflik terjadi berkepanjangan atau malah semakin intensif.

“Secara ekonomi, dampak paling signifikan terjadi di episentrum konflik. Di Gaza, kerusakannya sangat besar,” ujarnya.

“Pertumbuhan di Israel pasti akan terkena dampaknya,” tukas Georgieva. [ah/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG