Seorang hakim federal di negara bagian Texas, AS membatalkan persetujuan yang sudah berlaku selama dua dekade terakhir, yang mengizinkan peredaran pil aborsi yang aman dan efektif. Keputusan itu diambil hari Jumat (7/4) dan menjadi perkembangan terbaru dalam perjuangan kubu konservatif untuk melawan hak-hak reproduksi di Amerika Serikat.
Apabila terus berlaku, keputusan hakim yang ditunjuk mantan Presiden AS Donald Trump itu akan mencabut izin yang diberikan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS bagi obat yang banyak digunakan untuk menggugurkan kandungan yang tidak diinginkan.
FDA dan Departemen Kehakiman sama-sama mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, sementara Presiden AS Joe Biden berjanji akan “melawan keputusan ini.”
“Gugatan dan putusan ini merupakan langkah lain yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk merampas kebebasan dasar perempuan dan membahayakan kesehatan mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Akan tetapi, untuk menggambarkan seberapa dalam perpecahan dalam isu aborsi di AS, seorang hakim di negara bagian Washington kemudian memutuskan dalam kasus terpisah bahwa akses terhadap pil aborsi harus dipertahankan di lebih dari selusin negara bagian, beberapa saat setelah keputusan hakim di Texas dibuat.
Pertentangan kedua pendapat hukum tersebut, juga sejumlah pengajuan banding yang menyertainya, hampir pasti akan membuat masalah ini berakhir di meja Mahkamah Agung, pengadilan tertinggi di AS.
Majelis hakim MA, yang didominasi hakim berhaluan konservatif, tahun lalu membatalkan keputusan penting dalam kasus Roe v. Wade setengah abad lalu yang menjamin hak aborsi bagi perempuan.
Reaksi terhadap keputusan hakim federal di Texas pun langsung muncul.
Biden menyebutnya sebagai sebuah serangan ideologis terhadap hak-hak dan kebebasan perempuan.
Presiden Asosiasi Kedokteran Amerika yang memiliki pengaruh besar, Jack Resneck, mengatakan bahwa mengizinkan hakim ikut campur dalam “peninjauan ilmiah yang meluas dan berdasarkan bukti atas proses-proses yang dilakukan FDA yang sudah mapan adalah tindakan yang sembrono dan berbahaya.”
Planned Parenthood, salah satu kelompok pro-aborsi terbesar di AS, mengatakan bahwa keputusan Hakim Matthew Kacsmaryk – seorang mantan pegiat konservatif dari sayap kanan relijius – adalah serangan terhadap dunia sains.
Kacsmaryk membuat keputusan itu setelah koalisi kelompok-kelompok anti-aborsi menuntut pembekuan distribusi obat aborsi mifepristone secara nasional.
Meski ia mempertahankan persetujuan FDA berusia 23 tahun itu, ia juga menghentikan “penerapan pendapat (hukum) dan perintah ini selama tujuh hari” untuk memberi waktu pengajuan banding.
Kelompok-kelompok anti-aborsi memuji keputusan itu.
“Keputusan hari ini di Texas merupakan kemenangan bagi kesehatan dan keselamatan perempuan dan anak-anak perempuan,” kata Katie Glenn dari Susan B Anthony Pro-Life America.
“Keputusan itu menegaskan kembali bahwa kehamilan bukanlah penyakit dan aborsi bukanlah perawatan kesehatan. akhirnya FDA dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran berat terhadap peraturannya sendiri.” [rd/jm]
Forum