Tautan-tautan Akses

Geng-geng di Haiti Lancarkan Serangan Baru di Ibu Kota


Pemandangan dari dalam kendaraan lapis baja di daerah Delmas saat polisi Kenya berpatroli di tempat geng-geng bersenjata di pinggiran ibu kota Port-au-Prince, Haiti, Rabu 12 Maret 2025.
Pemandangan dari dalam kendaraan lapis baja di daerah Delmas saat polisi Kenya berpatroli di tempat geng-geng bersenjata di pinggiran ibu kota Port-au-Prince, Haiti, Rabu 12 Maret 2025.

Koalisi geng yang berpengaruh telah melancarkan serangan baru di ibu kota Haiti, Rabu (12/3). Aksi mereka mendorong puluhan keluarga lari meninggalkan rumah-rumah mereka.

Pihak berwenang mengevakuasi para siswa di sebuah sekolah Katolik di Port-au-Prince bagian barat saat baku tembak hebat terus berlanjut di daerah dekat Hotel Oloffson yang terkenal, yang sering dikunjungi para selebriti internasional pada tahun 1970-an dan 1980-an.

Sementara itu, seruan-seruan minta tolong muncul di media sosial untuk sekelompok pastor yang terjebak di dalam sebuah gereja di lingkungan Carrefour-Feuilles, yang mengalami banyak serangan oleh koalisi geng Viv Ansanm yang dimulai Selasa malam.

"Mereka berusaha untuk menguasai lebih banyak wilayah, tetapi polisi ada di sana, memastikan itu tidak terjadi," kata Lionel Lazarre, wakil juru bicara Kepolisian Nasional Haiti, pada konferensi pers.

Dia mengatakan polisi memiliki rencana baru untuk memerangi geng yang telah menguasai 85% ibu kota Haiti tersebut, tetapi menolak untuk memberikan rincian, dengan alasan keamanan.

Lazarre mencatat bahwa polisi baru-baru ini menyita 10.000 peluru, senjata, dan narkoba dari sebuah minibus di kota Mirebalais, timur laut Port-au-Prince. Ia mengatakan dua dari empat orang yang membawa amunisi itu dihakimi massa pada hari Minggu, sementara yang lainnya melarikan diri.

Serangan terbaru terjadi beberapa hari setelah William O’Neill, pakar PBB urusan HAM di Haiti, mengunjungi negara Karibia yang sedang dilanda masalah itu.

“Risiko ibu kota jatuh di bawah kendali geng sangat nyata," kata O’Neill pada hari Selasa, bahkan saat polisi Haiti bekerja sama dengan misi yang didukung PBB yang dipimpin oleh polisi Kenya untuk membantu meredakan kekerasan geng.

O’Neill dan yang lainnya telah menyerukan penguatan misi tersebut, yang menurut AS kekurangan dana dan personel.

Tahun lalu, lebih dari 5.600 orang dilaporkan tewas di seluruh Haiti. Kekerasan geng telah menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal dalam beberapa tahun terakhir. [ab/lt]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG