Para perunding dari pemerintah Thailand dan kelompok pemberontak utama telah menyepakati peta jalan terbaru yang bertujuan untuk membawa perdamaian di wilayah selatan negara kerajaan yang bergolak itu setelah perundingan selama dua hari di Kuala Lumpur, kata Malaysia, yang menjadi tuan rumah pembicaraan itu, Rabu (7/2).
Setelah jeda satu tahun, perundingan dilanjutkan pada hari Selasa antara perwakilan pemerintah Thailand dan kelompok separatis Barisan Revolusi Nasional, untuk mengakhiri konflik yang telah merenggut lebih dari 7.300 nyawa di wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim itu sejak tahun 2004.
Kedua belah pihak pada prinsipnya telah menyetujui peta jalan perdamaian yang “diperbarui” itu, kata fasilitator Malaysia Zulkifli Zainal Abidin kepada wartawan, dan pertemuan teknis akan diadakan untuk menyelesaikan rinciannya pada akhir bulan ini dan pada bulan Maret.
Fokusnya adalah mengakhiri permusuhan dan konsultasi publik, kata Zulkifli.
Kedua belah pihak berharap untuk menyetujui gencatan senjata yang mencakup periode waktu bulan puasa Ramadhan, yang dimulai pada 10 Maret, dan festival Songkran di Thailand pada pertengahan April.
Provinsi-provinsi paling selatan di Thailand – yang dijaga ketat oleh pasukan keamanan – secara budaya berbeda dari wilayah-wilayah lain Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Buddha. Thailand menguasai wilayah yang berbatasan dengan Malaysia itu lebih dari satu abad yang lalu.
Para pemberontak di wilayah tersebut telah melancarkan pemberontakan tingkat rendah selama dua dekade terakhir, sebagai bagian dari upaya mereka menuntut hak otonomi yang lebih besar. Mereka secara rutin melancarkan serangan yang menarget pasukan keamanan dan simbol-simbol negara Thailand. [ab/lt]
Forum