Sebuah kendaraan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon dibakar pada Jumat (14/2) ketika para pendukung kelompok militan Hizbullah memblokir jalan menuju bandara Beirut sebagai protes. Pasukan Sementara PBB di Lebanon (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) melaporkan satu komandan terluka dalam insiden tersebut.
Pendukung Hizbullah telah memblokir jalan menuju satu-satunya bandara di negara itu selama dua malam berturut-turut karena keputusan yang melarang dua pesawat Iran mendarat di ibu kota Lebanon.
Tentara Lebanon bertekad untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang berada di balik pembakaran kendaraan tersebut, yang menurut pasukan tersebut melukai wakil komandannya yang akan menyelesaikan masa tugasnya.
“Beberapa kawasan, khususnya kawasan sekitar bandara… pernah menjadi lokasi demonstrasi yang ditandai dengan aksi vandalisme dan bentrokan, termasuk penyerangan terhadap anggota angkatan bersenjata dan penyerangan terhadap kendaraan” PBB, kata militer Lebanon dalam pernyataan di X.
Pasukan akan mengambil “tindakan tegas untuk mencegah pelanggaran ketertiban umum dan menangkap pembuat onar," imbuh militer Lebanon.
UNIFIL menuntut "penyelidikan penuh dan segera oleh otoritas Lebanon".
“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan mungkin merupakan kejahatan perang,” kata pasukan penjaga perdamaian UNIFIL.
“Kami menuntut penyelidikan penuh dan segera oleh pihak berwenang Lebanon dan agar semua pelaku diadili.”
Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert menggambarkan insiden itu sebagai suatu hal yang “tidak dapat diterima.”
“Tindakan kekerasan seperti itu mengancam keselamatan staf PBB yang bekerja tanpa kenal lelah untuk menjaga stabilitas di Lebanon, terkadang dengan risiko pribadi yang besar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Tenggat Gencatan Senjata
Hizbullah masih memiliki basis kekuatan yang cukup besar di Lebanon bahkan setelah setahun berperang dengan Israel dan tersingkirnya sekutunya, Bashar al-Assad, di negara tetangga, Suriah, yang sangat melemahkan kelompok itu.
Israel telah berulang kali menuduh Hizbullah menggunakan bandara Beirut untuk mentransfer senjata dari Iran. Para pejabat Hizbullah dan Lebanon berulang kali membantah klaim Israel itu.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil Lebanon mengatakan pada Kamis (13/2)bahwa pihaknya telah “menjadwal ulang sementara” beberapa penerbangan termasuk dari Iran hingga 18 Februari karena pihaknya menerapkan “langkah-langkah keamanan tambahan."
Tanggal tersebut bertepatan dengan batas waktu implementasi penuh perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Berdasarkan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 27 November, militer Lebanon akan dikerahkan di selatan bersama pasukan penjaga perdamaian PBB ketika tentara Israel menarik diri selama periode 60 hari, yang kemudian diperpanjang hingga 18 Februari.
Militer Israel bersiap untuk menarik diri dari wilayah Lebanon dan menyerahkan wilayah tersebut kepada tentara Lebanon "sesuai batas waktu" yang ditetapkan oleh perjanjian gencatan senjata yang dimediasi Amerika-Prancis, kata seorang pejabat senior keamanan Israel.
Hizbullah juga diperkirakan akan mengosongkan posisinya di selatan, dekat perbatasan Israel, pada periode yang sama. [ft]
Forum