Tautan-tautan Akses

Pemimpin Lebanon Bentuk Pemerintahan Baru, Janjikan Reformasi


Reaksi Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menyusul pembentukan pemerintahan baru di istana presiden di Baabda, Lebanon, Sabtu, 8 Februari 2025. (Foto: Emilie Madi/Reuters)
Reaksi Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam menyusul pembentukan pemerintahan baru di istana presiden di Baabda, Lebanon, Sabtu, 8 Februari 2025. (Foto: Emilie Madi/Reuters)

Kabinet baru terbentuk setelah melalui perundingan selama tiga minggu dan kebuntuan saat menentukan menteri-menteri dari Muslim Syiah, yang biasanya ditunjuk oleh Hizbullah.

Lebanon membentuk pemerintahan baru pada Sabtu (8/2), menyusul intervensi langsung Amerika Serikat yang tidak biasa dalam proses tersebut. Langkah itu juga bertujuan untuk membawa Lebanon makin dekat dengan akses dana rekonstruksi menyusul perang dahsyat antara Israel dan Hizbullah.

Berbicara kepada wartawan di istana presiden, Perdana Menteri baru Nawaf Salam mengatakan Kabinet yang beranggotakan 24 orang itu akan memprioritaskan reformasi keuangan, rekonstruksi dan implementasi resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dipandang sebagai landasan stabilitas di perbatasan Lebanon dengan Israel.

Pengumuman tersebut muncul setelah lebih dari tiga minggu perundingan dengan partai-partai politik saingannya di Lebanon di mana jabatan-jabatan pemerintah dibagi berdasarkan sekte. Penentuan menteri-menteri Syiah juga sempat mengalami kebuntuan selama berhari-hari. Pasalnya, menteri-menteri Muslim Syiah biasanya ditunjuk oleh Hizbullah yang didukung Iran dan sekutunya yang Syiah, Amal.

Namun Washington menolak pengaruh Hizbullah dalam pemerintahan baru.

Wakil Utusan Amerika untuk Timur Tengah Morgan Ortagus mengatakan pada Jumat (7/2) bahwa Amerika menganggap keterlibatan Hizbullah dalam Kabinet baru sebagai "garis merah." Ortagus juga berterima kasih kepada Israel karena memberikan pukulan telak terhadap kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan kontroversial yang memicu protes di Lebanon.

Namun pada akhirnya, sekutu Hizbullah, Amal – yang dipimpin oleh Ketua Parlemen Nabih Berri – diizinkan memilih empat anggota Kabinet baru, termasuk Menteri Keuangan Yassin Jaber, dan memberikan persetujuan kepada anggota Kabinet kelima.

Kabinet kini ditugaskan untuk menyusun pernyataan kebijakan yang merupakan garis besar pendekatan dan prioritas pemerintah mendatang. Pernyataan kebijakan itu membutuhkan mosi percaya dari Parlemen Lebanon agar dapat diimplementasikan sepenuhnya.

Joseph Aoun, yang mendapat dukungan Amerika Serikat sebagai komandan militer, terpilih sebagai presiden pada 9 Januari dan mencalonkan Salam untuk membentuk pemerintahan baru beberapa hari kemudian. Salam pernah menjabat sebagai ketua Mahkamah Internasional.

Pencalonan Salam adalah sinyal terbaru dari perubahan dramatis dalam keseimbangan kekuatan di Lebanon, menyusul pukulan keras yang dilakukan Israel terhadap Hizbullah, tersingkirnya sekutu Hizbullah di Suriah, Bashar al-Assad, dan terpilihnya Aoun pada bulan lalu. [ft/ah]

XS
SM
MD
LG