China mengatakan pada Rabu (22/5) bahwa pihaknya akan menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) dan beberapa eksekutif atas “paksaan ekonomi” Washington terhadap perusahaan-perusahaan China dan penjualan senjatanya ke Taiwan.
Beijing dalam beberapa hari terakhir marah atas hubungan hangat antara Washington dan Taipei, di mana Lai Ching-te dilantik pada Senin (20/5) sebagai presiden baru pulau yang mempunyai pemerintahan sendiri itu.
China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan mencap Lai sebagai “separatis berbahaya” yang akan membawa “perang dan kemunduran” ke pulau tersebut.
Pada hari pelantikan Lai, China juga mengumumkan sanksi terhadap tiga perusahaan pertahanan AS atas penjualan senjata mereka ke Taipei.
Selain Taiwan, Beijing pada Rabu (22/5) juga mengutip sanksi-sanksi AS terhadap sejumlah entitas China karena “factor-faktor yang disebut terkait dengan Rusia” dalam keputusannya untuk menerapkan “tindakan penanggulangan."
Pada Rabu, Beijing mengatakan sanksi juga akan dikenakan pada sejumlah perusahaan dan eksekutif pertahanan AS, termasuk unit dan individu di bawah Lockheed Martin, Raytheon dan General Dynamics.
“AS… tanpa pandang bulu telah menerapkan sanksi yang melanggar hukum dan sepihak terhadap sejumlah entitas China… sementara (AS) terus menjual senjata ke wilayah Taiwan,” kata Kementerian Luar Negeri Beijing dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan tindakan balasan tersebut.
Penjualan senjata AS ke Taiwan “secara serius melanggar prinsip satu China..., secara serius mencampuri urusan dalam negeri China dan secara serius merongrong kedaulatan dan integritas teritorial China”, tambah pernyataan itu.
Washington mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979 namun tetap menjadi mitra terpenting dan pemasok senjata terbesar bagi Taiwan. [ab/lt]
Forum