Tautan-tautan Akses

China Desak Amerika Perbaiki Kesalahan Usai Referensi Taiwan Dihapus dari Situs Kemlu


Bendera China dan AS berkibar di sepanjang Pennsylvania Avenue dekat Gedung DPR AS selama kunjungan Presiden China Hu Jintao pada 18 Januari 2011. (Foto: Reuters)
Bendera China dan AS berkibar di sepanjang Pennsylvania Avenue dekat Gedung DPR AS selama kunjungan Presiden China Hu Jintao pada 18 Januari 2011. (Foto: Reuters)

China pada Senin (17/2) mendesak Amerika Serikat untuk "mengkoreksi kesalahannya" setelah Departemen Luar Negeri AS menghapus pernyataan bahwa Washington tidak mendukung kemerdekaan Taiwan dari situs webnya. Pihak departemen menyebut hal itu sebagai pembaruan informasi rutin.

Lembar cek fakta tentang Taiwan, yang diperbarui pekan lalu, tetap mencantumkan penolakan Washington terhadap perubahan sepihak baik dari Taiwan maupun China, yang mengklaim pulau berpenduduk demokratis itu sebagai wilayahnya.

Selain menghapus frasa "kami tidak mendukung kemerdekaan Taiwan," halaman itu juga menambahkan referensi kerja sama Taiwan dalam proyek teknologi dan semikonduktor Pentagon serta menyatakan Amerika akan mendukung keanggotaan Taiwan di organisasi internasional "jika berlaku."

Beijing rutin mengecam pengakuan internasional atau kontak pejabat Taiwan dengan pihak asing, yang dianggapnya sebagai aksi yang dapat mendorong status Taiwan terpisah dari China.

Bendera Amerika dan bendera China berkibar selama upacara penyambutan Presiden AS Donald Trump di Beijing, 9 November 2017. (Foto: AP)
Bendera Amerika dan bendera China berkibar selama upacara penyambutan Presiden AS Donald Trump di Beijing, 9 November 2017. (Foto: AP)

Pembaruan situs web itu dilakukan sekitar tiga minggu setelah Donald Trump dilantik untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Amerika.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, di Beijing menyebut revisi situs web Departemen Luar Negeri Amerika tentang Taiwan itu sebagai langkah mundur besar yang "mengirim pesan sangat keliru kepada kelompok separatis pro-kemerdekaan Taiwan."

"Ini contoh lain dari keras kepalanya Amerika dalam kebijakan keliru 'menggunakan Taiwan untuk menekan China.' Kami mendesak Amerika segera memperbaiki kesalahannya," ujar Guo.

Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan, tetapi merupakan pendukung internasional terkuat Taiwan dan terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana bagi pulau itu dalam mempertahankan diri.

"Seperti biasa, lembar cek fakta diperbarui untuk memberi informasi kepada publik tentang hubungan tidak resmi kami dengan Taiwan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri dalam email yang dikirim Minggu (16/2) malam waktu Taiwan untuk menanggapi pertanyaan terkait pembaruan situs web.

"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada kebijakan satu China," kata juru bicara tersebut, merujuk pada pernyataan resmi Washington yang tidak mengambil posisi mengenai kedaulatan Taiwan dan hanya mengakui posisi China terkait isu tersebut.

"Amerika Serikat berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata juru bicara tersebut.

"Kami menentang perubahan sepihak terhadap status quo dari kedua belah pihak. Kami mendukung dialog lintas-Selat dan berharap perbedaan tersebut dapat diselesaikan secara damai, tanpa paksaan, dengan cara yang dapat diterima oleh rakyat di kedua sisi Selat."

Pada Minggu (16/2), Menteri Luar Negeri Taiwan, Lin Chia-lung, mengungkapkan apresiasinya atas apa yang disebutnya sebagai "dukungan dan sikap positif terhadap hubungan Amerika-Taiwan."

Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan bahwa hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

Taiwan menyatakan bahwa negara itu sudah menjadi negara merdeka yang bernama Republik China, nama resmi negara tersebut. Pemerintah Republik China melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah dalam perang saudara melawan komunis Mao Zedong, yang kemudian mendirikan Republik Rakyat China. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG