Tautan-tautan Akses

Amerika akan Tingkatkan Sanksi untuk Tekan Rusia Akhiri Perang di Ukraina



Seorang perempuan berjalan melewati puing-puing dan bangunan yang rusak setelah serangan di Kostyantynivka, di wilayah timur Donetsk, 7 Februari 2025, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Roman Pilipey/AFP)
Seorang perempuan berjalan melewati puing-puing dan bangunan yang rusak setelah serangan di Kostyantynivka, di wilayah timur Donetsk, 7 Februari 2025, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: Roman Pilipey/AFP)

Utusan Khusus AS Keith Kellogg mengatakan penerapan sanksi terhadap Rusia baru mencapai skala 3 dari skala 1-10 sehingga masih ada ruang untuk peningkatan sanksi.

Utusan khusus Amerika untuk Rusia dan Ukraina mengatakan pada Kamis (6/2) bahwa Amerika berencana untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia secara signifikan melalui penerapan sanksi-sanksi untuk mengakhiri perangnya di Ukraina.

Dalam wawancara eksklusif dengan New York Post, Utusan Khusus Amerika Keith Kellogg mengatakan ada banyak ruang untuk meningkatkan sanksi terhadap Rusia, khususnya di sektor energi Rusia. Ia menggambarkan penerapan sanksi terhadap Rusia “hanya berkisar angka 3” pada skala 1 sampai 10 mengenai “betapa menyakitkannya tekanan ekonomi yang ditimbulkan.”

Kellogg mengatakan kepada Post bahwa dia memahami Moskow dan Kyiv harus membuat konsesi untuk mengakhiri apa yang disebutnya sebagai pembunuhan “skala industri” dalam perang tersebut.

Keith Kellogg, penasihat keamanan nasional untuk wakil presiden AS, berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, 22 September 2020. (Foto: Saul Loeb/AFP, arsip)
Keith Kellogg, penasihat keamanan nasional untuk wakil presiden AS, berbicara dalam konferensi pers di Gedung Putih, 22 September 2020. (Foto: Saul Loeb/AFP, arsip)

Dalam wawancara tersebut, Kellogg juga mengkritik pendekatan pemerintahan mantan Presiden Joe Biden yang “mendukung Ukraina selama diperlukan,” dan menyebutnya sebagai hanya “stiker bemper" dan bukan suatu strategi.

Kellogg mengatakan pemerintahan Trump fokus pada “pendekatan holistik (menyeluruh)” untuk mengakhiri perang, menggabungkan dukungan untuk Ukraina dan peningkatan tekanan terhadap Rusia.

Kepala Staf Kellogg, Ludovic Hood, menyuarakan sentimen serupa ketika dia mengatakan kepada Forum Transatlantik GLOBSEC di Washington pada Kamis, bahwa "Tidak ada yang mustahil pada tahap ini" sejauh negosiasi untuk kesepakatan damai.

Sementara itu, situs kepresidenan Ukraina melaporkan bahwa pada Kamis, utusan khusus AS juga berbicara dengan kepala kantor kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak. Dalam sebuah pernyataan, kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan keduanya membahas kunjungan Kellogg mendatang ke Ukraina, situasi di garis depan, dan masalah keamanan bagi warga sipil Ukraina.

Pernyataan itu mengatakan keduanya memberikan “perhatian khusus” dalam percakapan mereka mengenai Konferensi Keamanan Munich yang akan datang, yang dijadwalkan akan dimulai dalam satu minggu.

Seorang anggota Unit Malaikat Putih dari kepolisian Ukraina memeriksa keberadaan drone saat mereka mencoba membujuk warga untuk mengungsi, di kota garis depan Pokrovsk di wilayah Donetsk, Ukraina, 6 Februari 2025. (Foto: Anatolii Stepanov/Reuters)
Seorang anggota Unit Malaikat Putih dari kepolisian Ukraina memeriksa keberadaan drone saat mereka mencoba membujuk warga untuk mengungsi, di kota garis depan Pokrovsk di wilayah Donetsk, Ukraina, 6 Februari 2025. (Foto: Anatolii Stepanov/Reuters)

Dalam wawancara terpisah dengan Associated Press pada Kamis, Yermak menekankan pentingnya “keterlibatan aktif” antara Ukraina dan pemerintahan Trump, khususnya dalam negosiasi perdamaian.

Yermak menekankan pentingnya selalu memberi informasi terbaru untuk Gedung Putih dan menyediakan informasi akurat tentang situasi medan perang. Dia mengatakan komunikasi langsung dengan mitra Amerika sangat penting untuk membangun posisi bersama, karena tidak mungkin membentuk rencana perdamaian tanpa Ukraina.

Sementara itu, dalam laporan terbaru dari medan perang, angkatan udara Ukraina melaporkan pada Jumat (7/2) melalui akun media sosial Telegram bahwa serangan Rusia di beberapa wilayah Ukraina menewaskan sedikitnya tiga warga sipil dan melukai lima lainnya selama 24 jam terakhir. [ft/pp]

XS
SM
MD
LG