Wizz Air bermaksud untuk memulai kembali penerbangan ke Ukraina segera setelah pengumuman gencatan senjata dengan Rusia. Maskapai ini akan memulihkan sekitar 30 rute ke negara itu dalam waktu enam pekan, kata Kepala Eksekutif Jozsef Varadi kepada Reuters pada Selasa (11/2).
“Kami memiliki rencana yang pasti untuk memulai kembali penerbangan ke Ukraina, karena saya pikir itu dapat dimulai kapan saja. Jadi begitu gencatan senjata diumumkan, maka kami akan mempertimbangkan untuk memulai kembali, seperti segera memulihkan 30 rute ke sana, mungkin dalam waktu enam pekan. Itulah yang disampaikan Badan Keamanan Eropa, bahwa mereka akan membutuhkan waktu enam hingga delapan pekan untuk membuka kembali wilayah udara Ukraina dengan aman. Jadi kami bersiap untuk itu,” kata Varadi.
Presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk segera mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun di Ukraina dan kontak antara Rusia dan AS telah meningkat, tetapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Selasa bahwa tidak ada lagi yang perlu ditambahkan untuk saat ini.
Dalam waktu enam bulan setelah konflik berakhir, Wizz Air akan membuka kembali pangkalan operasinya di Kyiv dan Lviv, kata Varadi, yang awalnya bertujuan untuk memasok kapasitas tahunan sekitar 5 juta kursi per tahun ke pasar Ukraina di 60 rute.
Sebelum perang pada 2021, maskapai penerbangan berbiaya rendah tersebut berada di peringkat ke-3 di pasar Ukraina dengan pangsa pasar 10,1 persen. Maskapai pesaingnya, Ryanair juga mengatakan akan mulai terbang ke Ukraina setelah perang berakhir.
Wizz Air memangkas perkiraan laba bersih tahunannya untuk kedua kalinya dalam enam bulan pada Januari, karena bergulat dengan meningkatnya biaya yang terkait dengan penghentian sekitar 20 persen armadanya karena masalah mesin dan ketidakpastian ekonomi.
Namun, Varadi mengharapkan prospek ekonomi membaik dan kapasitas meningkat sekitar 20 persen pada tahun fiskal 2025 dengan perkiraan pengiriman 50 pesawat Airbus baru antara 1 April 2025 dan 31 Maret 2026. [ns/jm]
Forum