The World Health Organization (WHO) menyatakan pihaknya optimistik sekaligus tetap waspada terkait pencegahan penghentian virus Ebola di Republik Demokratik Kongo, namun memperingatkan masih banyak yang harus dikerjakan di masa depan. Tigapuluh delapan dari 62 kasus terduga Ebola telah dipastikan. Dari total angka kasus Ebola yang sudah pasti, 27 orang telah meninggal dunia.
Laporan World Health Organization (WHO) menyatakan mayoritas dari kasus yang sudah dipastikan Ebola telah terdeteksi sejak dua hingga tiga pekan yang lalu. Sejak itu, hanya ada beberapa kasus sporadis. WHO mencatat belum ada lagi kasus yang dipastikan sebagai Ebola sejak pertengahan Mei di dua dari tiga kawasan yang terkena dampak di Republik Demokratik Kongo, kota besar Mbandaka dan Bikoro, di mana virus tersebut awalnya terdeteksi satu bulan yang lalu.
Peter Salama, Wakil Direktur Jenderal Kesiagaan dan Tanggap Darurat WHO, menyatakan tidak adanya kasus-kasus yang sudah dipastikan sebagai Ebola merupakan hal penting. Ia mengatakan hampir 700 orang yang telah berinteraksi dengan individu-individu yang terinfeksi telah diimunisasi dengan vaksin percobaan yang menjanjikan.
“Kita telah menambahkan satu lagi sebab optimisme karena keberhasilan kita untuk menjangkau mayoritas dari mereka yang telah berinteraksi dengan individu-individu yang terinfeksi – lebih dari 98 persen dan telah diberi vaksinasi,” ujarnya. “Dan karena vaksinasi untuk mayoritas dari mereka diberikan 10 hari yang lalu, kami yakin mayoritas dari mereka yang berinteraksi dan menerima vaksinasi sekarang telah terlindungi dari Ebola. Jadi kondisi ini menjadi sesuatu yang membuat kami optimis selain tidak adanya kasus-kasus baru sejak pertengahan bulan Mei di dua lokasi tersebut.”
Penetapan fase satu untuk melindungi pusat kota dan daerah pinggiran kota telah berjalan baik dan WHO sekarang akan memulai fase dua. Ia mengatakan fokusnya adalah dengan memberikan vaksinasi kepada para pekerja kesehatan dan mereka yang berhubungan dengan para individu yang terinfeksi di kawasan ketiga yang terdampak yaitu Iboko dan kota kecil Itipo yang terletak dalam zona kesehatan ini. Sebuah kasus Ebola telah dipastikan di sana hari Kamis.
Iboko adalah daerah terpencil, kawasan berhutan dengan populasi penduduk asli yang besar dan termarjinalkan. Kota Itipo tidak memiliki fasilitas dan infrastruktur air bersih. Salama mengatakan tantangan logistik untuk mengidentifikasi, melacak, dan kemudian memberikan vaksinasi setiap mereka yang berinteraksi dengan individu yang terinfeksi di kawasan ini berjumlah besar dan pekerjaan di pekan-pekan mendatang akan sulit sekali.
Wabah Ebola di Afrika Barat beberapa tahun yang lalu menyisakan kematian lebih dari 11.000 orang penduduk. [ww/dw]