Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab mengatakan ia merasa legislator konservatif “sangat” mendukung PM Boris Johnson, terlepas dari temuan-temuan dalam penyelidikan awal mengenai pesta di Downing Street semasa lockdown.
Johnson meminta maaf di parlemen pada hari Senin (31/1) setelah dilansirnya laporan yang menyimpulkan bahwa pesta-pesta yang diselenggarakan di kediaman resmi perdana menteri selama lockdown terkait COVID-19 di negara itu merupakan “kegagalan serius” dalam menjalankan standar yang ditetapkan pemerintah.
“Dan yang bisa saya katakan sekali lagi adalah bahwa saya sangat, sangat menyesal atas kesalahan penilaian yang mungkin dilakukan oleh saya atau orang lain di kediaman resmi dan Kantor Kabinet, dan saya hanya bisa meminta dengan hormat, Ketua Parlemen, agar meninjau apa yang telah dikatakan Sue Gray, tetapi juga untuk melihat, menunggu kesimpulan dari penyelidikan," katanya.
Johnson sebelumnya telah mengatakan bahwa tidak ada aturan yang dilanggar. Ia telah menolak seruan dari para legislator - bahkan yang berasal dari partainya sendiri – agar ia mengundurkan diri.
Laporan, yang dilakukan pejabat sipil senior Sue Gray, memeriksa serangkaian pertemuan yang diadakan di Downing Street nomor 10 pada tahun 2020 dan 2021 sewaktu sebagian besar Inggris berada di bawah restriksi ketat terkait pandemi.
Gray mengatakan sebagian pertemuan itu “seharusnya tidak boleh dibiarkan berlangsung seperti yang mereka lakukan,” dan yang lainnya tidak boleh dilakukan sama sekali. Ia memeriksa secara spesifik empat pertemuan, seraya mengatakan ia tidak memasukkan komentar mengenai 12 acara lain karena polisi metropolitan London sedang menyelidiki untuk menentukan apakah ada peraturan yang dilanggar. [uh/ab]