Tujuh minggu lebih sedikit sejak Amerika Serikat resmi terjun ke dalam Perang Dunia Ke-2, siaran radio gelombang pendek selama 15 menit dipancarkan ke Jerman dari sebuah studio kecil di kota New York tanggal 1 Februari, 1942.
Siaran dibuka dengan lagu patriotik Amerika “The Battle Hymn Of The Republic”. Suara penyiarnya waktu itu William Harlan Hale dapat didengar mengatakan “kami sajikan pada Anda suara dari Amerika. Hari ini dan tiap hari dari sekarang, kami akan menyampaikan pada anda tentang Amerika dan perang. Beritanya mungkin baik bagi kami dan buruk bagi anda. Tapi kami akan menyampaikan yang benar."
Itulah siaran pertama dari apa yang sekarang, 75 tahun kemudian, merupakan Voice of America (VOA) yang berkedudukan di Washington.
Pada akhir perang, VOA sudah melakukan siaran dalam 40 bahasa berisi acara musik, berita dan analisis.
Sejak itu VOA berkembang menjadi tayangan multimedia internasional dalam 47 bahasa dalam bentuk siaran radio, televisi dan internet.
Pada siaran pertama tadi, kata-kata penyiar Hale menetapkan standar program di masa depan.
Dan sejak tahun 1976 kata-katanya mengantarkan isi Piagam VOA, yang sesuai undang-undang adalah "menjadi sumber berita yang dipercaya, konsisten, dan otoritatif." Selain itu, "berita VOA harus akurat, obyektif dan lengkap."
Saat ini VOA menyiarkan berita dan acara lain lewat 2.500 afiliasi televisi dan radio di seluruh dunia. Dalam waktu sama juga berinteraksi dengan pendengar dan pembaca lewat media sosial.
Sampai tahun 2016, pemirsa mingguan VOA lewat semua saluran medianya mencapai lebih dari 236 juta di seluruh dunia. [my/al]