Venezuela telah menahan tiga warga Amerika Serikat, satu warga Bolivia dan satu warga Peru, atas tuduhan kegiatan terorisme, ungkap Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello pada Kamis (17/10). Penangkapan tersebut menandai peningkatan jumlah tahanan asing di negara Amerika Selatan itu.
Pemerintah Presiden Venezuela Nicolas Maduro secara rutin menuduh anggota oposisi dan tahanan asing berkonspirasi dengan entitas AS, seperti Badan Intelijen Pusat AS (CIA) untuk merencanakan serangan teroris.
“Penting untuk menyebutkan kolaborasi dalam operasi ini, Pusat Intelijen Nasional (CNI) Spanyol membawa tentara bayaran ke Venezuela dan senjata. Mereka menghubungi geng kriminal di Venezuela untuk menyerang titik-titik strategis di negara ini, membunuh para pemimpin revolusi untuk merusak rakyat kita, dan menggulingkan pemerintah revolusioner,” kata Diosdado Cabello.
Venezuela membebaskan puluhan tahanan, termasuk 10 warga Amerika Serikat, pada Desember 2023, setelah negosiasi antara Caracas dan Washington yang berlangsung selama berbulan-bulan. Sebagai gantinya, Amerika Serikat membebaskan Alex Saab, seorang pengusaha Kolombia dan sekutu dekat Maduro.
Daftar tahanan baru menjadikan jumlah tahanan asing di Venezuela menjadi sedikitnya 12 orang.
Bulan lalu, pihak berwenang mengatakan telah menangkap empat warga Amerika lainnya, dua warga Spanyol, dan seorang warga negara Ceko. Departemen Luar Negeri AS mengatakan “seorang anggota militer AS” termasuk di antara mereka yang ditahan.
Cabello mengidentifikasi orang Amerika tersebut sebagai Aaron Barrett Logan, David Guttenberg Guillaume, dan Gregory David Werber.
Cabello tidak memberikan informasi lain tentang tahanan tersebut atau apa yang menyebabkan penangkapan mereka.
Seorang pria bernama Gregory David Werber dihukum tiga tahun lalu atas tuduhan pencucian uang federal AS, setelah mencuci ratusan ribu dolar hasil penjualan narkoba untuk kartel narkoba Meksiko menggunakan bitcoin, menurut siaran pers tahun 2021 dari Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Barat, Washington. [ns/ka]
Forum