Iran tidak mengalami kesulitan membeli bensin, walaupun PBB, Amerika dan Uni Eropa mengenakan sanksi baru yang berat sehubungan dengan sengketa nuklir Iran. Demikian menurut utusan Iran bagi OPEC, Mohammad Ali Khatibi, sementara laporan dari dalam dan luar Iran mengatakan pemerintah negara ini mengalami kesulitan mengatasi kekurangan bensin.
Seorang pejabat tinggi angkutan dan energi Iran, Mohammad Royanian, juga membantah bahwa harga bahan bakar di Iran telah naik.
Iran adalah negara pengekspor minyak kedua terbesar OPEC, tetapi kapasitas penyulingannya telah lama terpukul oleh prasarana yang memburuk dan kurangnya investasi. Oleh karena itu, Iran harus mengimpor kira-kira sepertiga dari jumlah kebutuhan bensin dalam negeri.
Sementara itu, Utusan Iran bagi Badan Atom Internasional (IAEA) Ali Akbar Salehi mengatakan negaranya akan mulai membangun sarana pengolahan uranium yang baru, sebelum Maret tahun depan. Salehi mengatakan sarana ini menjadi satu di antara 10 sarana baru yang telah disetujui Iran tahun lalu.