Pemadaman listrik secara nasional kembali menyelimuti Kenya pada Minggu (10/12) malam, melumpuhkan sebagian besar wilayah negara tersebut, termasuk bandara utama di ibu kota Nairobi, pusat transportasi utama yang menghubungkan wilayah Afrika Timur dengan Asia, Eropa dan belahan dunia lainnya.
Pemadaman listrik pada hari Minggu dimulai sekitar pukul 20.00 waktu setempat dan merupakan kegagalan pasokan listrik nasional ketiga dalam tiga bulan terakhir.
Di antara tempat-tempat penting yang terkena dampaknya adalah Bandara Internasional Jomo Kenyatta di Nairobi, serta Bandara Eldoret di bagian barat Kenya, di mana generator listrik darurat gagal menyala setelah jaringan listrik mati.
Perusahaan listrik milik negara, Kenya Power, menyalahkan pemadaman listrik pada "gangguan sistem" yang diklaim sedang ditangani oleh para teknisi.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, Kenya Power menyatakan "kami telah kehilangan pasokan listrik ke berbagai wilayah di negara ini karena sebuah gangguan yang diduga mempengaruhi sistem tenaga listrik."
"Kami sedang berupaya memulihkan keadaan normal dalam waktu sesingkat mungkin. Informasi terbaru mengenai kemajuan pemulihan akan dikeluarkan pada waktunya. Kami mohon maaf kepada para pelanggan atas ketidaknyamanan yang terjadi," tambah pernyataan tersebut.
Monopoli dan korupsi
Kenya Power telah memonopoli penyediaan dan distribusi listrik di negara tersebut, dan selama bertahun-tahun BUMN itu dituduh memberikan layanan yang buruk. Korupsi telah ikut meningkatkan tagihan listrik di Kenya.
Dalam insiden pemadaman listrik bulan lalu, sejumlah tim teknis membutuhkan waktu 12 jam untuk memulihkan aliran listrik di sebagian besar negara itu.
Pemadaman listrik terburuk terjadi pada 25 Agustus lalu, yang merupakan pemadaman listrik terlama dalam sejarah Kenya. Penyebabnya masih menjadi misteri. Kenya Power menyalahkan kegagalan pembangkit listrik tenaga angin yang terbesar di negara itu, yang bertanggung jawab pada soal aliran listrik.
Di sebagian wilayah Kenya, termasuk Nairobi, dibutuhkan hampir 24 jam untuk memulihkan aliran listrik.
Lewat media sosial, sejumlah warga Kenya menuntut jawaban dari Kenya Power atas pemadaman listrik berulangkali, termasuk pemadaman yang terjadi pada hari Minggu. Sementara yang lainnya mengolok-olok lembaga itu, dengan mengatakan bahwa perusahaan itu jauh lebih buruk dibanding perusahaan-perusahaan listrik di Nigeria dan Afrika Selatan yang biasa melakukan penjatahan aliran listrik.
Pemadaman listrik terbaru di Kenya ini terjadi saat negara itu menghadapi tingginya harga BBM, yang ikut menimbulkan kerugian jutaan dolar bagi dunia usaha – dan secara lebih luas ke perekonomian Kenya – yang sedang mengalami kesulitan besar. [em/lt]
Forum