Tautan-tautan Akses

UNICEF: Sekelompok Orang Bersenjata di Kongo Perkosa Ratusan Anak-Anak


Warga yang mengungsi akibat pertempuran antara pemberontak M23 dan tentara pemerintah meninggalkan kamp mereka setelah mendengar instruksi dari pemberontak M23 di Goma, Republik Demokratik Kongo, Selasa, 11 Februari 2025. (Moses Sawasawa/AP)
Warga yang mengungsi akibat pertempuran antara pemberontak M23 dan tentara pemerintah meninggalkan kamp mereka setelah mendengar instruksi dari pemberontak M23 di Goma, Republik Demokratik Kongo, Selasa, 11 Februari 2025. (Moses Sawasawa/AP)

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF), Kamis (13/2) melaporkan sekelompok orang bersenjata di Kongo timur memperkosa ratusan anak dan merekrut tentara anak pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, seiring meningkatnya konflik di wilayah yang kaya akan mineral tersebut dalam beberapa pekan terakhir.

Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dalam sebuah pernyataan mengatakan, “di provinsi Kivu Utara dan Selatan, kami menerima laporan mengerikan mengenai pelanggaran berat terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkonflik, termasuk pemerkosaan dan bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya dengan tingkat melebihi apa yang telah kita lihat dalam beberapa tahun terakhir.”

Dengan suara lirih ia mengatakan bagaimana “seorang ibu menceritakan kepada staf kami bagaimana enam putrinya, yang termuda baru berusia 12 tahun, diperkosa secara sistematis oleh laki-laki bersenjata saat mencari makanan.”

Lebih dari 100 kelompok bersenjata bersaing untuk menguasai wilayah timur Kongo yang kaya mineral dalam konflik selama puluhan tahun yang telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia.

Kelompok pemberontak M23 yang didukung Rwanda adalah kelompok bersenjata paling terkemuka di wilayah tersebut. Kelompok M23 ini merebut Goma, kota terbesar di Kongo, pada akhir Januari setelah terjadinya peningkatan besar-besaran pertempuran dengan pasukan pemerintah.

FILE - Pemberontak M23 mengawal tentara dan polisi pemerintah yang menyerah ke lokasi yang dirahasiakan di Goma, Republik Demokratik Kongo, 30 Januari 2025. (Moses Sawasawa/AP)
FILE - Pemberontak M23 mengawal tentara dan polisi pemerintah yang menyerah ke lokasi yang dirahasiakan di Goma, Republik Demokratik Kongo, 30 Januari 2025. (Moses Sawasawa/AP)

Kepala Komunikasi UNICEF di Republik Demokratik Kongo, Lianne Gutcher, mengatakan kepada Associated Press, bahwa selama minggu 27 Januari hingga 2 Februari, fasilitas kesehatan di wilayah yang bergolak tersebut melaporkan 572 kasus pemerkosaan, melonjak lebih dari lima kali lipat dibandingkan minggu sebelumnya. Dari jumlah itu, 170 dari mereka yang dirawat adalah anak-anak.

Orang-orang bersenjata melakukan pemerkosaan tetapi tidak jelas kelompok bersenjata atau tentara mana, kata Gutcher. “Diduga seluruh pihak yang berkonflik melakukan kekerasan seksual,” imbuhnya.

Dewan Hak Asasi Manusia PBB minggu lalu membentuk sebuah komisi yang akan menyelidiki kekejaman, termasuk pemerkosaan dan eksekusi mendadak, yang dilakukan oleh tentara Kongo dan M23 di Kongo timur sejak awal tahun ini.

Delapan puluh empat tentara Kongo yang dituduh melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan kejahatan lainnya terhadap warga sipil di wilayah timur yang dilanda konflik itu pada Senin lalu (10/2) diadili di pengadilan. [em/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG