PBB, pada Rabu (29/1), mengatakan bahwa suasana kini relatif tenang di Goma, Kongo timur, menyusul pertempuran sengit selama beberapa hari antara kelompok pemberontak M23 yang didukung Rwanda dan pasukan Kongo untuk memperebutkan kendali atas kota itu.
“Namun, terdapat baku tempak sporadis berkelanjutan, tetapi secara keseluruhan frekuensinya berkurang di dalam kota,” kata juru bicara Stephane Dujarric kepada para wartawan. “Bentrokan berkelanjutan telah dilaporkan terjadi di daerah sekeliling Goma, termasuk di Sake, di sebelah barat laut Goma.”
Dujarric mengatakan mayat-mayat bergelimpangan di jalan-jalan dan para laporan organisasi kemanusiaan menyebutkan setidaknya 2.000 orang telah mengalami cedera akibat senjata dan pecahan peluru sejak pertempuran meningkat.
Pada awal Januari, M23 melanggar kesepakatan gencatan senjata, dan melancarkan sebuah serangan skala besar ke wilayah Kongo timur yang kaya mineral dengan dukungan pasukan Rwanda. Pada Senin (27/1), M23 mengatakan pihaknya telah merebut Goma, ibu kota provinsi Kivu Utara, sebuah kota berpenduduk lebih dari dua juta orang, di mana ribuan di antara mereka adalah pengungsi dari daerah-daerah konflik lain. Rwanda menolak tuduhan pihaknya mendukung pemberontak.
Ketika ditanya pihak mana yang kini menguasai kota, Dujarric mengatakan penilaian PBB menyebutkan kelompok pemberontak M23 jelas “unggul.”
PBB saat ini mengoperasikan sebuah misi perdamaian di Kongo timur yang dikenal dengan nama MONUSCO, melibatkan 10.000 tentara dan polisi yang ditugaskan untuk melindungi warga sipil dan melucuti kombatan. PBB tengah berada dalam proses untuk mengurangi kehadiran pasukannya atas permintaan pemerintah Kongo. Pada Juni, MONUSCO meninggalkan provinsi Kivu Selatan sepenuhnya. Pemberontak dilaporkan sedang bergerak maju ke wilayah Bukavu.
Di dan sekitar wilayah Goma, MONUSCO telah memperkuat posisinya untuk menahan kemajuan pemberontak dengan mengerahkan pasukan reaksi cepat, pengerahan cepat batalion, batalion cadangan, peleton pasukan khusus dan baterai artileri.
“Prioritas misi saat ini berfokus perlindungan personel, aset-aset dan warga sipil yang mencari perlindungan di fasilitas-fasilitas PBB,” kata Dujarric. “Pasukan penjaga perdamaian kami juga berencana mengirim patroli hari ini di Goma untuk menilai situasinya, melakukan pemasokan ulang dan mengkaji sejumlah rute.
PBB mengatakan bandara Goma masih ditutup, sehingga menghentikan aliran bantuan kemanusiaan. Kebanyakan jalan-jalan yang menghubungkan Goma dengan tempat lain di Kongo juga ditutup. Pasokan air dan listrik diputuskan sejak Minggu dan akses ke internet mengalami interupsi sejak Senin. Hanya ponsel yang masih bisa digunakan. [jm/ab]
Forum