Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis (6/2) mengatakan bahwa Israel akan menyerahkan Jalur Gaza kepada Amerika Serikat setelah perang dengan Hamas berakhir. Trump juga menyatakan bahwa tentara AS tidak akan dibutuhkan di sana.
Trump, yang sebelumnya menyerukan gagasan kepemilikan AS atas wilayah kantong di sepanjang laut Tengah itu, menerbitkan pernyataan baru di platform Truth Social. Berdasarkan rencananya, ia mengatakan, lebih dari 2 juta warga Palestina yang kini tinggal di wilayah yang dikoyak perang itu “akan dimukimkan kembali di lingkungan yang jauh lebih aman dan indah, dengan rumah-rumah baru dan modern, di kawasan tersebut.”
Ia tidak menjelaskan apakah kawasan yang ia maksud berada di Gaza atau negara-negara lain, yang sejauh ini belum setuju untuk menerima warga Palestina.
“Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk bahagia, aman dan bebas,” tulis pemimpin AS itu.
Sementara itu, Hamas pada hari Kamis menyerukan kepada seluruh faksi Palestina untuk bersatu melawan usulan Trump untuk mengambil alih Gaza.
Awal pekan ini, Trump mengatakan bahwa ia dapat membayangkan mengirim pasukan AS ke Gaza untuk mempermudah pengambilalihan wilayah tersebut oleh AS, akan tetapi dalam unggahan terbarunya ia menyatakan bahwa dengan penyerahan Gaza oleh Israel, “Tentara AS tidak akan dibutuhkan! Stabilitas kawasan akan terwujud!!!”
Rencana Trump yang mengejutkan untuk mengambil alih Gaza yang diumumkan awal pekan ini dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih telah ditentang oleh sekutu maupun musuh AS, yang kebanyakannya masih berkomitmen pada terbentuknya negara Palestina yang merdeka dan hidup berdampingan dengan Israel. Solusi dua negara juga merupakan sikap AS sejak lama, akan tetapi ditentang oleh Netanyahu.
Gaza telah hancur akibat perang Israel-Hamas selama lebih dari 15 bulan terakhir.
Namun, melalui pernyataan terbarunya, Trump mengatakan, “Amerika Serikat, yang bekerja sama dengan tim-tim pembangunan hebat dari seluruh dunia, akan secara perlahan dan berhati-hati memulai pembangunan kembali apa yang akan menjadi salah satu pembangunan paling besar dan spektrakuler di planet Bumi.”
Pada Selasa (4/2), Trump mengatakan, wilayah Gaza yang baru dibangun kembali akan menjadi “Riviera Timur Tengah.”
Israel Sambut Baik ‘Rencana Berani’
Menteri pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada Kamis bahwa ia telah memerintahkan Angkatan Darat negaranya mempersiapkan rencana di mana sejumlah besar warga Palestina akan meninggalkan Jalur Gaza melalui penyeberangan darat, air dan udara, meski belum jelas negara mana yang akan menerima mereka.
Katz menyambut baik apa yang ia sebut sebagai “rencana berani” Trump agar penduduk Gaza, yang dihancurkan oleh serangan darat dan udara Israel yang menyasar militan Hamas, meninggalkan wilayah tersebut.
Netanyahu mengatakan kepada TV Fox News pada Rabu (5/2) larut malam bahwa warga Palestina dapat meninggalkan Gaza ketika wilayah tersebut dibangun kembali, kemudian pulang kembali ke sana.
Netanyahu menggambarkan rencana Trump sebagai “sebuah gagasan yang luar biasa, dan saya rasa gagasan itu patut untuk benar-benar dikerjakan, ditelaah, dikerjakan dan diselesaikan, karena menurut saya hal itu akan menciptakan masa depan yang berbeda bagi semua orang.”
Guterres: Jangan Perburuk Masalah
Usulan Trump disambut dengan gelombang kritik, termasuk dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan, “Dalam upaya mencari solusi, kita tidak boleh memperburuk masalah” dengan memindahkan warga Palestina keluar dari Gaza. “Penting untuk mematuhi landasan hukum internasional. Penting untuk menghindari segala bentuk pembersihan etnis.”
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada hari Rabu mengatakan bahwa usulan Trump “menimbulkan kekhawatiran mendalam sebagian orang, bahkan rasa takut,” dan “tidak akan diterima menurut hukum internasional.”
Seluruh 22 negara anggota Liga Arab mengatakan bahwa rencana Trump “merupakan resep ketidakstabilan” dan tidak akan memajukan prospek terbentuknya negara Palestina.
“Mereka harus diizinkan pulang,” ungkap Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Rabu.
“Mereka harus diizinkan melakukan pembangunan kembali, dan kita harus membangun kembali bersama mereka, menuju solusi dua negara,” imbuhnya.
Menyusul gagasan kepemilikan AS atas Gaza yang diusulkan Trump, Australia, China, Jerman, Irlandia, Rusia, Arab Saudi dan Spanyol mengatakan bahwa mereka akan terus mendukung solusi dua negara.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan kepada PBB untuk “melindungi rakyat Palestina dan hak-hak mereka yang tidak dapat dicabut,” sambil mengatakan bahwa apa yang diinginkan Trump akan menjadi “sebuah pelanggaran hukum internasional yang parah.”
Hamas mengatakan bahwa proposal Gaza yang diajukan Trump merupakan sebuah “resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di kawasan. Alih-alih meminta pertanggungjawaban pendudukan Zionis atas kejahatan genosida dan pengungsian, negara itu justru diberi imbalan, bukan hukuman.”
Bahkan sebelum Trump menyerukan gagasan kepemilikan AS atas Gaza, Mesir dan Yordania belum lama ini menolak gagasan Trump agar penduduk Palestina di Gaza direlokasi ke negara-negara lain. Trump mengatakan, kedua negara itu pada akhirnya akan setuju untuk menerima warga Palestina.
Kementerian Luar Negeri Mesir menerbitkan pernyataan yang menekankan pentingnya pembangunan kembali di Gaza “tanpa memindahkan warga Palestina ke luar dari Jalur Gaza.”
Peperangan di Gaza telah dihentikan sementara, selain letupan sesekali, di tengah gencatan senjata selama enam minggu di antara Israel dan Hamas, yang dikategorikan AS sebagai kelompok teror.
Hamas memicu kembali perang setelah melancarkan serangan dadakan ke Israel pada Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang, di mana 250 orang lainnya disandera.
Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 47.500 orang, lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza. Militer Israel mengatakan pihaknya telah membunuh 17.000 militan Hamas.
Hamas sendiri diyakini masih menyandera sekitar 60 orang yang masih hidup.
Pada gencatan senjata fase pertama, para militan membebaskan 18 sandera, sementara Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Lebih banyak orang akan dibebaskan dalam beberapa minggu ke depan, sementara para perunding sedang membahas rincian fase kedua gencatan senjata, yang akan mengakhiri konflik, membebaskan sisa sandera, dan menarik mundur seluruh pasukan Israel dari Gaza. [rd/ka]
Sebagian informasi dalam laporan ini berasal dari The Associated Press, AFP dan Reuters.
Forum