Hingga Rabu malam 26 Agustus 2020, ada 9 kasus baru dan 15 kematian dari 1.546 kasus covid 19 di kota Denpasar yang berpenduduk hampir 1 juta. Meskipun jumlah kasus positif cukup besar di kota ini, namun tim ahli Covid nasional mengkaji jumlah tersebut rendah berdasarkan tingkat kematian per 100 ribu penduduk. Tingkat kematian ini mengalahkan kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang.
Data terakhir Kamis dini hari, 27 Agustus 2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menunjukkan total kematian di tingkat nasional telah mencapai 6.944 atau sekitar 4.3 % dari kasus terkonfirmasi.
Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar merujuk pada kegigihan petugas Kesehatan kota dan provinsi serta kesadaran masyarakat atas penanganan Covid-19 di kotanya, namun ia masih mencemaskan situasi pandemi yang bisa berubah setiap saat.
“Istilahnya gelombang kedua, ketiga, keempat dan kelima, ini kita takutkan seperti itu sekarang makanya ini fluktuatif sekali. Nah sekarang kita membutuhkan tingkat edukasi dan sosialisasi yang tinggi”.
Pemerintah kota secara berhati-hati telah membuka kembali ruang aktivitas publik, seperti taman-taman kota di mana warga berolahraga. Warga kota Denpasar termasuk Nyoman Sapta, mengatakan warga tetap menjaga protokol kesehatan.
"Setelah dibuka dengan aturan new normal ini sudah lumayan banyak yang berolah raga di Renon, karena berolahraga di rumah saja bosan. Memang banyak orang tapi masyarakat mengerti menjaga jarak, mengenakan masker. Pemerintah juga banyak tempat-tempat mencuci tangan, spanduk-spanduk selebaran bagaimana mencegah covid, di mana-mana ada," ujar Nyoman Sapta.
Kordinator analisis pakar dan data Balitbang kota Denpasar, Putu Naning Djayaningsih mengatakan keberhasilan menekan tingkat kematian COVID di Denpasar tidak lepas dari komitmen seluruh lapisan masyarakat.
“Jadi PKK juga sudah mulai turun, kemudian desa, lurahnya itu sudah sampai ke dusun lingkungan, ada kesepakatan bersama di level yang paling kecil dengan satgas yang ada di desa, minimal menerapkan protokol Kesehatan, karena itu kuncinya untuk mengatasi semua. Dari komitmen pimpinan juga tinggi untuk selalu memonitor, menurunkan tim-timnya sesuai dengan kebutuhan di mana wilayah yang memang kita harus akselerasi, sehingga lebih mudah koordinasinya,” tutur Naning.
Untuk mencegah perebakan baru Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan pemerintah kota terus meningkatkan upaya edukasi.
“Sosialisasi dan edukasi terus, ditempat-tempat keramaian pun seperti itu, kita sosialisasi terus, jadi jargon kita itu, jangan menulari orang jangan merugikan orang, begitu istilahnya,” imbuh Rai Mantra.
Meskipun penanganan Covid-19 membaik, pemerintah provinsi Bali, sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, masih menutup Bali dari wisatawan manca negara hingga akhir tahun 2020. Pengunduran pembukaan bagi wisman ini disebabkan karena Bali masih harus terus mempersiapkan kesiapan seluruh bidang-bidang pariwisata dalam menerima kedatangan wisman dan situasi industri perjalanan internasional. [my/ka]