HOUSTON —
Dalam artikel yang dimuat jurnal Science edisi terbaru, sekelompok peneliti kedokteran berpendapat bahwa diagnosis yang lebih efektif mengenai penyakit-penyakit akibat virus di tempat asal virus tersebut dapat sangat mengurangi dampaknya.
Salah satu penulis artikel tersebut, Dr. Joseph McCormick, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Regional Universitas Texas di Brownsville. “Hal yang ingin kami tekankan adalah virus-virus itu kerap disebut-sebut pers serta literatur ilmiah sebagai virus yang baru muncul. Kenyataannya, virus-virus tersebut telah lama ada di lokasi ekologis mereka. Karena kita telah mengembangkan perangkat ilmiah dan kemampuan untuk mengamati penyakit-penyakit itulah maka kita ‘menemukan’ virus-virus tersebut, meskipun pada kenyataannya, kita semata-mata mengamati apa yang sebenarnya telah ada,” kata Dr. Joseph McCormick.
McCormick, yang memiliki pengalaman kerja yang luas di lebih dari 15 negara Afrika, adalah salah satu pakar terkemuka dunia mengenai virus Ebola dan Lassa, yang semula dikenal sebagai penyebab penyakit manusia di Afrika. Virus-virus tersebut telah beredar di tengah-tengah populasi hewan selama berabad-abad sebelum menulari manusia. Ia mengatakan ilmu kedokteran telah mengembangkan berbagai perangkat yang lebih baik untuk mengidentifikasi virus-virus penyebab demam berdarah dan para dokter semakin ahli dalam melihat berbagai variasinya.
“Baru-baru ini suatu virus tipe-Lassa didapati di Afrika Selatan dan virus ini mematikan, tetapi tak seorang pun mampu mengisolasinya selama beberapa waktu. Jadi, kewaspadaan orang-orang terhadap virus-virus ini, tempat hidupnya, caranya berkembang biak, khususnya mereka di kalangan kedokteranlah yang dapat membantu membuat diagnosis mengenai siapa yang datang dengan membawa penyakit yang tidak umum,” paparnya.
Menurut McCormick, masalahnya adalah orang-orang yang berada di wilayah perbatasan, di desa-desa terpencil dan miskin di mana penyakit-penyakit ini sering menyerang lebih dulu, biasanya tidak memiliki perangkat yang baik untuk mengidentifikasi penyakit itu.
“Mereka tidak memiliki fasilitas medis yang canggih dan bahkan kerap tak ada dokter di sekitar mereka. Jikapun ada, mereka biasanya tidak punya perangkat untuk membuat diagnosis spesifik mengenai suatu virus tertentu,” tambahnya.
Joseph McCormick mengatakan penelitian lanjutan akan membantu para profesional di bidang kedokteran membuat perangkat lebih baik untuk mendiagnosis, mengidentifikasi gejala dan karakteristik penularan akibat virus tertentu. Ia mengatakan sistem transportasi modern menyebabkan virus-virus itu menyebar lebih jauh dan lebih luas serta bahwa kalangan kedokteran bekerja dengan cara-cara lebih baik untuk memberitahu klinik dan rumah sakit di seluruh dunia mengenai kemungkinan ancaman virus-virus yang baru dikenali itu.
Salah satu penulis artikel tersebut, Dr. Joseph McCormick, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Regional Universitas Texas di Brownsville. “Hal yang ingin kami tekankan adalah virus-virus itu kerap disebut-sebut pers serta literatur ilmiah sebagai virus yang baru muncul. Kenyataannya, virus-virus tersebut telah lama ada di lokasi ekologis mereka. Karena kita telah mengembangkan perangkat ilmiah dan kemampuan untuk mengamati penyakit-penyakit itulah maka kita ‘menemukan’ virus-virus tersebut, meskipun pada kenyataannya, kita semata-mata mengamati apa yang sebenarnya telah ada,” kata Dr. Joseph McCormick.
McCormick, yang memiliki pengalaman kerja yang luas di lebih dari 15 negara Afrika, adalah salah satu pakar terkemuka dunia mengenai virus Ebola dan Lassa, yang semula dikenal sebagai penyebab penyakit manusia di Afrika. Virus-virus tersebut telah beredar di tengah-tengah populasi hewan selama berabad-abad sebelum menulari manusia. Ia mengatakan ilmu kedokteran telah mengembangkan berbagai perangkat yang lebih baik untuk mengidentifikasi virus-virus penyebab demam berdarah dan para dokter semakin ahli dalam melihat berbagai variasinya.
“Baru-baru ini suatu virus tipe-Lassa didapati di Afrika Selatan dan virus ini mematikan, tetapi tak seorang pun mampu mengisolasinya selama beberapa waktu. Jadi, kewaspadaan orang-orang terhadap virus-virus ini, tempat hidupnya, caranya berkembang biak, khususnya mereka di kalangan kedokteranlah yang dapat membantu membuat diagnosis mengenai siapa yang datang dengan membawa penyakit yang tidak umum,” paparnya.
Menurut McCormick, masalahnya adalah orang-orang yang berada di wilayah perbatasan, di desa-desa terpencil dan miskin di mana penyakit-penyakit ini sering menyerang lebih dulu, biasanya tidak memiliki perangkat yang baik untuk mengidentifikasi penyakit itu.
“Mereka tidak memiliki fasilitas medis yang canggih dan bahkan kerap tak ada dokter di sekitar mereka. Jikapun ada, mereka biasanya tidak punya perangkat untuk membuat diagnosis spesifik mengenai suatu virus tertentu,” tambahnya.
Joseph McCormick mengatakan penelitian lanjutan akan membantu para profesional di bidang kedokteran membuat perangkat lebih baik untuk mendiagnosis, mengidentifikasi gejala dan karakteristik penularan akibat virus tertentu. Ia mengatakan sistem transportasi modern menyebabkan virus-virus itu menyebar lebih jauh dan lebih luas serta bahwa kalangan kedokteran bekerja dengan cara-cara lebih baik untuk memberitahu klinik dan rumah sakit di seluruh dunia mengenai kemungkinan ancaman virus-virus yang baru dikenali itu.