Berminggu-minggu sejak kematian George Floyd sewaktu berada dalam tahanan polisi di negara bagian Minnesota, memicu protes atas perlakuan terhadap warga Amerika keturunan Afrika, beberapa monumen Konfederasi di Amerika telah dihancurkan atau dirobohkan oleh para demonstran.
Pada demonstrasi di Richmond, Virginia, para pedemo menuntut agar sejumlah monumen yang memberi penghormatan terhadap tokoh pendukung Konfederasi dan pelindung praktik perbudakan, disingkirkan.
Lopez Matthews, Phd. dari Pusat Penelitian Moorland-Spingarn, Howard University mengatakan meski perbudakan sudah berakhir lebih dari 200 tahun, tetapi AS masih berurusan dengan rasisme.
“Kita masih berurusan dengan kebrutalan polisi, dengan perlakuan yang tidak setara. Dan monumen Konfederasi ini adalah simbol masa lalu yang dibuat-buat karena monumen pada dasarnya merupakan gambaran fisik dari mitos perang saudara (di negara-negara bagian) Selatan," ujar Matthews.
Di Washington DC, para demonstran melompat naik dan turun, sementara sebagian dari mereka bersama-sama berusaha menumbangkan patung Konfederasi Jenderal Albert Pike setinggi 3,4 meter ketika polisi setempat berdiri di dekatnya. [ps/ft]