Tautan-tautan Akses

Taliban Dikecam Karena Tangkap Profesor Pengkritik Pemerintah


Seorang tentara Taliban memeriksa kendaraan di sebuah pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan, 3 Januari 2022.
Seorang tentara Taliban memeriksa kendaraan di sebuah pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan, 3 Januari 2022.

Para pejabat Taliban di Afghanistan pada Sabtu (8/1) menangkap seorang pengkritik keras pemerintah bernama Faizullah Jalal. Langkah itu mendapat kecaman dari para aktivis masyarakat madani yang menyerukan agar pria itu segera dibebaskan.

Juru bicara Taliban mengatakan kelompok itu telah menangkap Prof. Faizullah Jalal, seorang profesor yang populer dan kritikus vokal pemerintah Afghanistan sebelumnya dan penguasa baru di Kabul saat ini.

Para anggota keluarga mengatakan Jalal, profesor hukum dan ilmu politik, ditangkap oleh pasukan keamanan dari kediamannya di Ibu Kota Afghanistan, Kabul hari Sabtu (8/1).

"Saya mengonfirmasi berita buruk ini sekaligus meminta agar ayah saya, Profesor Faizullah Jalal segera dibebaskan,” cuit Hasina Jalal, putri dari profesor yang ditahan itu.

“Saya sangat sedih dan khawatir tentang dia,” ujar keponakan Jalal, Sudaba Adina, pada Associated Press. Ditambahkannya, “dosanya adalah ia tinggal di Afghanistan dan ia orang yang jujur,” seraya mengatakan “ia memiliki keberanian untuk mengkritik pemerintah.”

Dalam pernyataan pada Sabtu (8/1) malam, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengonfirmasi penangkapan Jalal. Ia menuduh Jalal menghasut orang-orang lewat media sosial untuk melakukan kekerasan terhadap pemerintah.

Berbagai saluran TV Afghanistan yang mengutip seorang sumber keamanan mengonfirmasi bahwa Jalal diinterogasi oleh dinas intelijen Taliban karena melancarkan sejumlah tuduhan terhadap departemen-departemen pemerintah.

Para pengkritik HAM mengatakan berkuasanya Taliban di Afghanistan pada Agustus lalu telah menyebabkan berkurangnya kebebasan bagi seluruh rakyat Afghanistan, terutama perempuan dan anak perempuan.

Sekelompok perempuan melangsungkan aksi protes di Kabul pada hari Minggu untuk menuntut pembebasan Jalal. Mereka meneriakkan slogan-slogan, termasuk “berbicara bukanlah kejahatan,” dan “suara Prof. Jalal adalah suara rakyat.”

Beberapa perempuan Afghanistan melakukan aksi protes menuntut pembebasan Faizullah Jalal di Kabul, Minggu (9/1).
Beberapa perempuan Afghanistan melakukan aksi protes menuntut pembebasan Faizullah Jalal di Kabul, Minggu (9/1).

Taliban menguasai Afghanistan setelah menguasai ibu kota Kabul pertengahan Agustus lalu. Gerilyawan militan Islam itu sebelumnya juga sempat memerintah negara itu pada tahun 1996-2001. Afghanistan kini sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat besar. PBB memperingatkan bahwa 90% dari 38 juta orang di negara itu sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Penangkapan penggiat hak asasi terkemuka dipastikan akan semakin mempersulit upaya pengiriman bantuan kemanusiaan. Hal ini juga meningkatkan kekhawatiran bahwa Taliban memberlakukan aturan yang keras dan represif yang sama seperti ketika berkuasa dulu, sebelum digulingkan oleh koalisi pimpinan Amerika karena menyembunyikan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden. [vm/ft/em]

XS
SM
MD
LG