Tautan-tautan Akses

Taiwan Tahan Kru Kapal China Pasca Putusnya Kabel Bawah Laut


Kapal-kapal Penjaga Pantai Taiwan bersiap untuk menaiki kapal kargo berbendera Togo, Hongtai, yang diduga telah memutus kabel komunikasi bawah laut di perairan antara pantai barat pulau utamanya dan Kepulauan Penghu, 25 Februari 2025. (Penjaga Pantai Taiwan via AP)
Kapal-kapal Penjaga Pantai Taiwan bersiap untuk menaiki kapal kargo berbendera Togo, Hongtai, yang diduga telah memutus kabel komunikasi bawah laut di perairan antara pantai barat pulau utamanya dan Kepulauan Penghu, 25 Februari 2025. (Penjaga Pantai Taiwan via AP)

Kapal Hongtai yang menggunakan status 'flag on convenience', yang memungkinkan perusahaan pelayaran tersebut mendaftarkan kapal mereka di negara-negara yang tidak memiliki kaitan dengan mereka, untuk menekan biaya dan menghindar dari pengawasan.

Taiwan telah menahan kru sebuah kapal kargo China pada Selasa, setelah salah satu kabel telekomunikasi bawah laut putus di pulau itu, kata penjaga pantai Taiwan.

Ini merupakan yang terakhir dari serangkaian kerusakan kabel bawah laut Taiwan, dengan tuduhan diarahkan pada sebab-sebab dari alam atau kapal-kapal China, dalam berbagai insiden sebelum ini.

Perusahaan Taiwan Chunghwa Telecom melaporkan bahwa kabel antara Penghu dan Taiwan telah terputus pada Selasa pagi, kata Kementerian Urusan Digital dalam pernyataannya. Penghu adalah sekelompok pulau-pulau yang strategis di Selat Taiwan yang sensitif.

Kapal Hongtai yang terdaftar di Togo, dicegat di kawasan itu dan dikawal kembali ke Taiwan, kata penjaga pantai. Kasus tersebut “sedang ditangani sesuai prinsip-prinsip keamanan tingkat nasional,” tambah mereka.

“Apakah penyebab dari putusnya kabal bawah laut adalah sabotase yang disengaja atau hanya sebuah kecelakaan masih akan diklarifikasi melalui investagi lebih jauh.”

Kapal Hongtai yang menggunakan status flag on convenience, memiliki kru delapan warga negara China dan didanai oleh perusahaan dari negara itu, tambah penjaga pantai. Flag on convenience memungkinkan perusahaan pelayaran mendaftarkan kapal mereka di negara-negara yang tidak memiliki kaitan dengan mereka, untuk menekan biaya dan menghindar dari pengawasan.

Dan Taiwan khawatir bahwa China bisa saja memutuskan komunikasi mereka sebagai bagian dari upaya untuk merebut pulau itu atau memblokadenya.

“Tidak dapat dikesampingkan bahwa ini merupakan intrusi zona abu-abu oleh China,” kata penjaga pantai, merujuk pada tindakan yang tidak termasuk tindakan perang. “Penjaga pantai akan bekerja sama dengan penuntut dalam penyelidikan ini dan melakukan semua upaya untuk mengklarifikasi kebenaran.”

Anggota kru kapal itu masih diperiksa oleh para jaksa penuntut pada Selasa sore, kata seorang pejabat penjaga pantai kepada AFP.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa mereka “tidak memberi perhatikan” terhadap situasi ini.

Foto selebaran ini diambil dan dirilis pada tanggal 25 Februari 2025 oleh Penjaga Pantai Taiwan menunjukkan kapal "Hongtai" yang terdaftar di Togo yang ditahan di Penghu. (Handout / TAIWAN COAST GUARD / AFP)
Foto selebaran ini diambil dan dirilis pada tanggal 25 Februari 2025 oleh Penjaga Pantai Taiwan menunjukkan kapal "Hongtai" yang terdaftar di Togo yang ditahan di Penghu. (Handout / TAIWAN COAST GUARD / AFP)

Taiwan memiliki 14 kabel bawah laut internasional dan 10 kabel di lingkup domestik. Kementerian terkait memerintahkan Chunghwa Telecon memindahkan layanan komunikasi suara dan internet untuk Penghu ke kabel bawah laut yang lain.

Data dan komunikasi dari seluruh dunia dikirimkan melintasi samudera oleh sekumpulan besar kabel serat optik bawah laut, dan nilai strategisnya yang tinggi menjadikan kabel-kabel ini target serangan yang potensial.

Ada keprihatinan yang berkembang di Taiwan terkait keamanan dari kabel-kabel mereka setelah kapal kargo milik perusahaan China diduga melakukan perusakan terhadap salah satu kabel di wilayah timur laut negara itu tahun ini.

Secara terpisah, dua kabel bawah laut yang sudah tua dan melayani kepulauan Matsu di Taiwan berhenti berfungsi bulan lalu, dengan penyebab kerusakan diarahkan pada “kerusakan akibat alam”.

Pada Februari 2023, dua jaringan telekomunikasi bawah laut yang melayani Matsu dipotong masing-masing dalam jeda beberapa hari, yang mengganggu layanan komunikasi selama beberapa pekan.


Para pejabat lokal maupun di ibu kota Taipei menuduh kapal ikan atau kapal pengeruk pasir milik China, yang sering melabuhkan jangkar atau menyedot dasar laut di perairan Taiwan, mungkin bertanggung jawab atas insiden ini.

Penjaga pantai Taiwan bulan lalu mengidentifikasi 52 kapal milik perusahaan China yang “mencurigakan”, yang memiliki status flag of convenience dari Mongolia, Kamerun, Tanzania, Togo dan Sierra Leon, untuk diawasi dengan ketat.

Rejim yang lebih ketat melibatkan pengawasan terhadap anomali-anomali terhadap operasional sistem identifikasi otomatis kapal-kapal itu dan nama-nama kapal yang palsu.

Kapal-kapal yang dituduh membuang sampah dan melabuhkan jangkar di depan kabel-kabel bawah laut akan diperingatkan melalui radio untuk meninggalkan area tersebut, dan pemeriksaan di dalam kapal akan dilakukan jika dibutuhkan.

AFP belum mengetahui, apakah Hongtai adalah satu dari 52 kapal yang dianggap mencurigakan itu. [ns/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG