Suriah hari Rabu menutup satu-satunya kasino dan membatalkan keputusan yang melarang para guru perempuan mengenakan cadar. Pembatalan aturan Muslim yang konservatif itu muncul setelah lebih banyak protes berlangsung pekan ini oleh para aktivis anti-pemerintah.
Mereka telah menyerukan pada massa untuk memperingati tewasnya lebih dari 60 orang, yang kata kelompok-kelompok HAM dibunuh dalam unjukrasa menentang penguasa Suriah baru-baru ini. Pemerintah Suriah menyalahkan “kelompok-kelompok bersenjata” atas kematian dan kerusuhan tersebut.
Presiden Bashar al-Assad secara umum mendorong sekularisme di Suriah. Tetapi unjukrasa baru-baru ini memperlihatkan munculnya aksi-aksi sektarian. Partai Baath milik Presiden Assad merupakan partai sekuler, tetapi struktur kekuasaan negara tersebut sejalan dengan kelompok "Alawites", yang merupakan cabang Syiah dalam Islam dan dijalankan oleh sepersepuluh penduduk Suriah.
Para pengunjukrasa umumnya adalah kelompok Muslim Suni. Kelompok agama konservatif menentang pendirian kasino dan keputusan Presiden Assad tahun lalu untuk melarang penggunaan cadar – kerudung yang menutup seluruh wajah dan hanya memperlihatkan mata saja.
Presiden Assad telah membuat serangkaian reformasi, termasuk mengubah kepemimpinan dan mempelajari pencabutan hukum darurat yang melarang orang berkumpul. Tetapi tindakan tersebut tidak menghentikan tuntutan kelompok oposisi.
Presiden Assad bertemu Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu di Damaskus hari Rabu. Turki telah berjanji untuk membantu Suriah melakukan reformasi.