Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Studi: Kebijakan 'Pencemar Membayar' Bisa Turunkan Emisi Karbon

Para aktivis lingkungan hidup mengenakan kostum PM Inggris Rishi Sunak dalam demonstrasi menuntut perusahaan minyak raksasa, seperti BP dan Shell membayar lebih banyak pajak, di London, 19 September 2023. (Foto: Kin Cheung/AP Photo)
Para aktivis lingkungan hidup mengenakan kostum PM Inggris Rishi Sunak dalam demonstrasi menuntut perusahaan minyak raksasa, seperti BP dan Shell membayar lebih banyak pajak, di London, 19 September 2023. (Foto: Kin Cheung/AP Photo)

Untuk mengetahui apa yang benar-benar berhasil saat banyak negara mencoba melawan perubahan iklim, para peneliti mengamati 1.500 cara yang telah dicoba oleh negara-negara untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Jawaban mereka: Tidak banyak yang berhasil. Dan keberhasilan sering kali berarti seseorang harus membayar harganya, baik di SPBU maupun di tempat lain.

Menurut sebuah studi baru dalam jurnal Science edisi Kamis (22/8), para peneliti menemukan hanya 63 kasus sejak 1998 yang menunjukkan kebijakan yang menghasilkan pengurangan polusi karbon yang signifikan,

Upaya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil dan mesin-mesin berbahan bakar gas, misalnya, belum berhasil dengan sendirinya. Namun, akan lebih berhasil jika dikombinasikan dengan semacam pajak energi atau sistem biaya tambahan, demikian kesimpulan yang didapat penulis studi dalam analisis mendalam tentang emisi global, kebijakan iklim, dan hukum.

“Kunci utama jika Anda ingin mengurangi emisi adalah Anda harus memiliki harga dalam pembuatan kebijakan.” kata salah satu penulis studi, Nicolas Koch, seorang ekonom iklim di Institut Penelitian Dampak Iklim Potsdam di Jerman.

“Jika subsidi dan regulasi diterapkan sendiri-sendiri atau dipadukan, Anda tidak akan melihat pengurangan emisi yang signifikan. Namun, jika instrumen harga diterapkan seperti pajak energi karbon, maka pengurangan emisi yang substansial akan tercapai.”

Replika turbin angin terpasang di sebuah jaring yang bertulisan "Hentikan pendanaan energi fosil, pencemar harus membayar" di tengah demonstrasi memprotes pendanaan energi fosil di Paris, 21 Juni 2023. (Foto: Ludovic Marin/AFP)
Replika turbin angin terpasang di sebuah jaring yang bertulisan "Hentikan pendanaan energi fosil, pencemar harus membayar" di tengah demonstrasi memprotes pendanaan energi fosil di Paris, 21 Juni 2023. (Foto: Ludovic Marin/AFP)

Studi itu juga menemukan bahwa apa yang berhasil di negara-negara maju tidak selalu berhasil di negara-negara berkembang.

Namun, hal itu menunjukkan kekuatan finansial dalam memerangi perubahan iklim, seperti yang selalu diperkirakan oleh para ekonom, kata beberapa pakar kebijakan luar, ilmuwan iklim, dan ekonom yang memuji studi tersebut.

"Kita tidak akan memecahkan masalah iklim di negara-negara maju sampai pencemar membayar," kata Rob Jackson, ilmuwan iklim Universitas Stanford dan penulis buku Clear Blue Sky. "Kebijakan lain membantu, tetapi hanya sedikit."

“Penetapan harga karbon membebankan tanggung jawab pada pemilik dan produk yang menyebabkan krisis iklim,” kata Jackson melalui email.

Koch mengatakan, contoh terbaik dari strategi yang berhasil adalah di sektor kelistrikan di Inggris. Negara itu menerapkan gabungan dari 11 kebijakan berbeda mulai 2012, termasuk penghentian penggunaan batu bara dan skema penetapan harga yang melibatkan perdagangan emisi. Menurut Koch, gabungan kebijakan itu berhasil mengurangi hampir separuh emisi di Inggris.

“Dampak yang sangat besar,” katanya.

Dari 63 kisah sukses penanganan iklim, pengurangan terbesar terlihat di sektor bangunan Afrika Selatan, di mana kombinasi regulasi, subsidi, dan pelabelan peralatan mengurangi emisi hampir 54%.

Satu-satunya kisah sukses di Amerika Serikat adalah di bidang transportasi. Emisi turun 8 persen dari 2005 hingga 2011 berkat perpaduan standar bahan bakar — yang berarti regulasi — dan subsidi.

Namun, bahkan perangkat kebijakan yang tampaknya berhasil masih belum mampu mengurangi emisi karbon dioksida yang terus meningkat. Secara keseluruhan, 63 contoh kebijakan iklim yang berhasil memangkas 600 juta hingga 1,8 miliar metrik ton gas yang memerangkap panas, demikian temuan studi tersebut. Tahun lalu, dunia mengeluarkan 36,8 miliar metrik ton karbon dioksida saat membakar bahan bakar fosil dan proses pembuatan semen.

Kawasan rendah emisi di sebuah jalan di London, 8 April 2019. (Foto: Frank Augstein/AP Photo)
Kawasan rendah emisi di sebuah jalan di London, 8 April 2019. (Foto: Frank Augstein/AP Photo)

Jika setiap negara besar bisa mempelajari pelajaran dari analisis itu dan memberlakukan kebijakan yang paling berhasil, hal itu hanya akan mempersempit "kesenjangan emisi" sebesar 26 persen dari 23 miliar metrik ton “kesenjangan emisi” dari seluruh gas rumah kaca yang dikalkulasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kesenjangan tersebut adalah perbedaan antara seberapa banyak karbon yang akan dilepaskan dunia ke udara pada t2030 dan jumlah yang akan menjaga pemanasan pada atau di bawah tingkat yang disepakati secara internasional.

“Hal ini pada dasarnya menunjukkan bahwa kita harus melakukan pekerjaan yang lebih baik,” kata Koch, yang juga merupakan kepala laboratorium evaluasi kebijakan di Mercator Research Institute di Berlin.

Niklas Hohne dari Institut Iklim Baru Jerman, yang tidak terlibat langsung dalam penelitian tersebut mengatakan: “Dunia benar-benar perlu melakukan perubahan besar, beralih ke mode darurat dan menjadikan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.”

Koch dan timnya mengamati emisi dan upaya untuk menguranginya di 41 negara antara 1998 dan 2022, yang mencakup 1.500 tindakan kebijakan. Jadi, pengamatan Koch tidak termasuk paket belanja penanggulangan iklim senilai hampir $400 miliar atau setara Rp 6 kuadriliun yang disahkan dua tahun lalu sebagai landasan kebijakan lingkungan Presiden Joe Biden.

Mereka mengelompokkan kebijakan dalam empat kategori besar, yaitu penetapan harga, regulasi, subsidi, dan informasi serta menganalisis empat sektor ekonomi yang berbeda: listrik, transportasi, bangunan, dan industri.

Tim tersebut menciptakan pendekatan yang transparan secara statistik yang dapat digunakan orang lain untuk memperbarui atau mereproduksi pendekatan tersebut, termasuk situs web interaktif tempat pengguna dapat memilih negara dan sektor ekonomi untuk melihat apa yang berhasil. Dan pendekatan tersebut pada akhirnya dapat diterapkan pada paket iklim Biden 2022, katanya. Paket tersebut sangat bergantung pada subsidi.

John Sterman, seorang profesor manajemen di MIT Sloan Sustainability Institute yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan bahwa politisi merasa lebih mudah untuk meloloskan kebijakan yang mensubsidi dan mempromosikan teknologi rendah karbon. Ia mengatakan hal itu tidak cukup.

“Penting juga untuk mencegah penggunaan bahan bakar fosil dengan menetapkan harga yang mendekati biaya penuhnya, termasuk biaya kerusakan iklim yang ditimbulkannya,” katanya. [rz/ft]

See all News Updates of the Day

Salju dan Es Ganggu Perjalanan Pascaliburan di Eropa

Sejumlah staf bandara membersihkan landasan pacu di Bandara Manchester, Inggris, dengan menggunakan traktor pada 5 Januari 2025. (Foto: Reuters/Phil Noble)
Sejumlah staf bandara membersihkan landasan pacu di Bandara Manchester, Inggris, dengan menggunakan traktor pada 5 Januari 2025. (Foto: Reuters/Phil Noble)

Salju dan es memaksa puluhan penerbangan di Eropa dibatalkan pada Minggu (5/1), mengacaukan akhir musim liburan tahun baru yang padat.

Berikut rangkuman beberapa gangguan yang terjadi:

Inggris

Sejumlah bandara di kota Manchester dan Liverpool di barat laut, Birmingham di wilayah tengah, serta Bristol di bagian barat, dibuka kembali pada Minggu setelah hujan salju lebat memaksa penutupan landasan pacu di berbagai wilayah Inggris.

Namun, bandara Leeds Bradford di utara menyatakan landasan pacunya akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Salju juga menutup sejumlah ruas jalan utama di Inggris utara, sementara jalur kereta antara Leeds dan Halifax terganggu karena kondisi cuaca.

Jerman

Salju dan lapisan es mengakibatkan pembatalan puluhan penerbangan di bandara Frankfurt, yang merupakan bandara terbesar di Jerman.

Sebanyak 120 dari sekitar 1.990 penerbangan di bandara yang terletak di bagian barat negara itu dibatalkan, ujar juru bicara bandara kepada kantor berita AFP. Ia menjelaskan, “Landasan pacu perlu dibersihkan, dan proses ‘de-icing’ pesawat menjadi lebih rumit dan memakan waktu.”

Jarak pandang yang buruk turut menjadi faktor di balik pembatalan penerbangan.

Di Munich, 35 penerbangan dibatalkan sebagai langkah antisipasi dari total 750 jadwal keberangkatan dan kedatangan di bandara terbesar kedua Jerman, menurut keterangan juru bicara setempat.

Belanda

Di Bandara Schiphol Amsterdam, salah satu hub utama Eropa, 68 penerbangan dibatalkan dan lebih dari 200 mengalami penundaan akibat kondisi bersalju, menurut laman resmi situs bandara tersebut.

Foto dari udara wilayah Cashel, Irlandia, yang diselimuti salju tebal pada 5 Januari 2025. (Foto: Reuters/Emilija Jefremova)
Foto dari udara wilayah Cashel, Irlandia, yang diselimuti salju tebal pada 5 Januari 2025. (Foto: Reuters/Emilija Jefremova)

Bandara itu memperingatkan para penumpang untuk memeriksa status penerbangan sebelum berangkat.

Pembatalan terutama terjadi pada rute-rute Eropa, tetapi penerbangan jarak jauh juga terkena dampak, di antaranya ke Newark dan Detroit, Amerika Serikat.

Spanyol

Di Spanyol, penumpang menghadapi keterlambatan hingga 3,5 jam.

Beberapa penerbangan yang mendarat di bandara Madrid dan Barcelona dari berbagai kota Eropa dibatalkan, menurut laman resmi bandara.

Penerbangan yang dibatalkan berasal dari Frankfurt, Cologne, Munich, Amsterdam, Rotterdam, Liverpool, Manchester, London, dan Paris.

Tidak ada peringatan salju atau es yang dikeluarkan untuk Spanyol pada Minggu, namun peringatan level kuning untuk angin diterapkan di sejumlah wilayah utara.

Republik Ceko

Bandara Vaclav Havel di Praha ditutup akibat hujan beku dan lapisan es pada pukul 16.00 GMT, Minggu. Bandara diperkirakan akan dibuka kembali pada malam hari.

Penutupan ini memengaruhi puluhan jadwal penerbangan, dengan sebagian penerbangan yang tiba dialihkan ke kota lain, kata otoritas bandara di platform X.

“Beberapa pesawat yang menuju Praha terpaksa kembali ke bandara asalnya,” ujar juru bicara bandara Denisa Hejtmankova kepada AFP. [th/ns]

Salju Lebat Timbulkan Gangguan di seantero Inggris

Sejumlah warga tampak mendorong mobil yang terjebak di jalanan bersalju di Leeds, Inggris, pada 5 Januari 2025. (Foto: Danny Lawson/PA via AP)
Sejumlah warga tampak mendorong mobil yang terjebak di jalanan bersalju di Leeds, Inggris, pada 5 Januari 2025. (Foto: Danny Lawson/PA via AP)

Pemadaman listrik akibat cuaca buruk dilaporkan melanda Birmingham di Inggris tengah, Bristol di wilayah barat serta Cardiff di Wales.

Saljut lebat dan hujan yang disertai cuaca dingin telah menimbulkan gangguan di seantero Inggris, di mana beberapa bandara terpaksa menunda sejumlah penerbangan dan banyak dari jalan utama di utara Inggris tidak dapat dilalui.

Dengan cuaca diprediksi tetap memburuk pada hari Minggu (5/1), terdapat sejumlah kekhawatiran bahwa sejumlah masyarakat di wilayah pedesaan akan terisolasi karena timbunan salju setebal 40 sentimeter pada area dengan ketinggian 300 meter.

Layanan Listrik Nasional mengatakan pihaknya telah berupaya untuk memulihkan listrik setelah pemadaman yang berlangsung di seluruh negeri. Peta langsung dari perusahaan tersebut menunjukkan pemadaman listrik melanda Birmingham di Inggris tengah, Bristol di wilayah barat serta Cardiff di Wales.

Sejumlah acara olahraga telah ditunda namun laga sepakbola Premier League antara Liverpool dan Manchester United tetap digelar, walaupun akan ada peninjauan lanjutan.

Bandara John Lennon di Liverpool dan Bandara Manchester terpaksa menutup landasan pacu mereka dan mengalihkan penerbangan, sementara Bandara Birmingham juga menunda operasi selama beberapa jam semalaman namun pihak bandara mengatakan akan beroperasi "seperti biasa" pada hari Minggu.

Sejumlah jalanan juga terdampak parah oleh cuaca buruk yang terjadi di saat banyak keluarga kembali ke rumah mereka seusai menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dan sejumlah mahasiswa yang kembali ke kampus masing-masing.

Sementara itu pada layanan kereta api, banyak layanan yang dibatalkan dengan Badan Kereta Api Nasional mengeluarkan peringatan akan gangguan pada minggu kerja mendatang.

Ramalan cuaca utama Inggris, Met Office, telah memprediksi bahwa hujan es dan salju akan terus berlanjut ke wilayah utara pada hari Minggu dan akan menjadi yang terderas di utara Inggris serta wilayah selatan Skotlandia. Setelah mengalami hujan es untuk beberapa saat, cuaca di wilayah selatan Inggris akan membaik.

Embun beku serta potongan es akan tetap muncul untuk awal minggu depan, namun pada Senin (6/1) dan Selasa (7/1) cuaca diprediksi cerah dan hujan musim dingin tersebar di beberapa wilayah.

Kementerian Lingkungan juga telah mengeluarkan delapan peringatan banjir di seantero wilayah selatan Inggris di dekat area Sungai Taw dan Sungai Avon. [rs]

Hutan Amazon Brasil Alami Kebakaran Terbanyak dalam 17 Tahun 

Wilayah hutan Amazon yang terbakar di area Jalan Raya Trans-Amazonian BR230 di Labrea, Amazonas, Brasil, dalam doto yang diambil pada 4 September 2024. (Foto: Reuters/Bruno Kelly)
Wilayah hutan Amazon yang terbakar di area Jalan Raya Trans-Amazonian BR230 di Labrea, Amazonas, Brasil, dalam doto yang diambil pada 4 September 2024. (Foto: Reuters/Bruno Kelly)

Terdapat 140.328 kebakaran yang terdeteksi oleh pencitraan satelit sepanjang tahun lalu, menurut Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) Brasil

Hutan hujan Amazon Brasil mencatat jumlah kebakaran tertinggi dalam 17 tahun terakhir pada 2024, menurut data pemerintah yang dipublikasikan pada Rabu (1/1), setelah bioma yang luas itu mengalami kekeringan panjang selama berbulan-bulan.

Bioma adalah wilayah geografis yang luas yang memiliki kondisi lingkungan tertentu dan dihuni oleh komunitas flora dan fauna yang khas.

Terdapat 140.328 kebakaran yang terdeteksi oleh pencitraan satelit sepanjang tahun lalu, menurut Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa (INPE) Brasil.

Jumlah itu 42 persen lebih banyak daripada 98.634 kebakaran yang tercatat pada 2023 - dan yang terbanyak sejak tahun 2007, ketika 186.463 kebakaran hutan tercatat pada saat itu.

Meskipun jumlah kebakaran tinggi, ada indikasi bahwa total area yang mengalami deforestasi bisa menjadi yang terendah dalam beberapa tahun.

Pada awal November, INPE mengatakan deforestasi di wilayah tersebut dalam periode 12 bulan hingga Agustus 2024 telah turun lebih dari 30 persen, dari tahun ke tahun, dan berada pada jumlah terendah dalam sembilan tahun.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva telah menjadikan pelestarian Amazon sebagai prioritas bagi pemerintahannya, yang pada November tahun ini akan menjadi tuan rumah konferensi iklim COP30 PBB di Kota Belem, Amazon.

Pemantau iklim Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa, mengatakan bulan lalu bahwa kekeringan parah telah memicu kebakaran hutan di seluruh Amerika Selatan pada 2024.

Gumpalan asap tebal terkadang menyelimuti kota-kota besar termasuk Brasilia, Rio de Janeiro, dan Sao Paulo tahun lalu, dengan polusi yang menyesakkan yang bertahan selama beberapa pekan.

Kekeringan telah melanda wilayah Amazon sejak pertengahan 2023, didorong oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia dan fenomena pemanasan El Nino.

Situasi tersebut membantu menciptakan kondisi untuk kebakaran besar, tetapi para ahli mengatakan bahwa sebagian besar kebakaran sengaja dilakukan oleh petani untuk membuka lahan untuk pertanian.

Para ilmuwan memperingatkan bahwa penggundulan hutan yang terus berlanjut akan menempatkan Amazon berada di jalur menuju titik di mana dia akan mengeluarkan lebih banyak karbon daripada yang diserapnya, yang mempercepat perubahan iklim. [ns/uh]

Rencana  Energi Trump akan Hadapi Banyak Tantangan

Pompa angguk beroperasi di sebuah pengeboran minyak di lapangan minyak di Midland, Texas, 22 Agustus 2018. (Foto: Nick Oxford/Reuters)
Pompa angguk beroperasi di sebuah pengeboran minyak di lapangan minyak di Midland, Texas, 22 Agustus 2018. (Foto: Nick Oxford/Reuters)

Pendekatan yang berbeda terhadap energi merupakan inti dari janji Presiden terpilih Donald Trump untuk menurunkan biaya hidup masyarakat Amerika. Namunrencana Trump ini tidak akan mudah direalisasikan mengingat ketergantungan global yang kompleks terhadap pasokan minyak dan gas.

Trump yang akan dilantik pada 20 Januari menjanjikan biaya energi yang lebih rendah dalam kampanye kepresidenannya Agustus lalu.

“Upaya kita untuk menurunkan biaya hidup akan menjadi upaya habis-habisan untuk mengakhiri perang Biden-Harris terhadap energi Amerika. Kita akan mengebor, kita akan mengebor," kata Trump.

Trump berencana meningkatkan pasokan minyak dengan mempercepat izin pengeboran dan meningkatkan eksplorasi minyak di lepas pantai Amerika Serikat.

Beberapa analis mengatakan langkah tersebut akan mendapat penolakan dari perusahaan-perusahaan minyak.

James Coleman, pakar hukum energi dan infrastruktur di Universitas Minnesota, menjelaskan alasannya.

“Kita tidak memiliki cara untuk memaksa negara-negara, untuk memaksa perusahaan-perusahaan melakukan pengeboran minyak lebih banyak. Dan sering kali para investor memiliki kekhawatiran mereka sendiri soal 'Jika produksi minyak terlalu banyak, harga minyak mungkin akan turun,'" tutur Coleman.

Trump juga mengusulkan perluasan ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).

Menteri Energi Qatar Saad Sherida al-Kaabi, mengatakan sebelumnya bulan ini bahwa dia tidak khawatir dengan janji Trump untuk mencabut pembatasan ekspor LNG.

“LNG tambahan, kompetisi tambahan, kami sambut baik. Bahkan jika Anda mencabut batasan ekspor LNG dan mengatakan kita akan mengekspor 300 juta ton lagi dari Amerika atau 500 juta ton dari Amerika. Semua proyek ini dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang mempertimbangkan kelayakan komersial dari proyek-proyek tersebut," kata al-Kaabi.

Christ Wright, pilihan Trump untuk Departemen Energi, tidak mempercayai bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis iklim. Dalam sebuah dialog sebelumnya tahun ini, Wright, yang juga kepala eksekutif (CEO) perusahaan jasa lapangan minyak, diserang anggota Kongres dari Partai Demokrat Sean Casten terkait pernyataannya tentang perubahan iklim.

“Anda berkata, 'Tidak ada krisis iklim. Kita juga tidak berada di tengah-tengah transisi energi. Manusia dan kehidupan yang kompleks tidak mungkin terjadi tanpa karbon dioksida. Gagasan mengenai polusi karbon sungguh keterlaluan.' Anda setuju Anda mengatakan semua itu?" kata Casten.

Rencana Energi Trump akan Hadapi Banyak Tantangan
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:03:40 0:00

Menurut Coleman dari Universitas Minnesota, banyak rencana energi Trump tidak dapat terwujud tanpa kerja sama dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen minyak lainnya.

“Kita mengekspor banyak produk energi ke Kanada dan Meksiko. Jika ada tarif balasan dari negara-negara tersebut, itu dapat berdampak negatif pada produsen-produsen kita. Jadi saya kira sebagian besar industri energi berharap ini hanya semacam gertakan," kata Coleman.

Berbeda sekali dengan pemerintahan Biden yang memprioritaskan energi terbarukan dan memerangi perubahan iklim, Trump juga diperkirakan akan memotong kredit pajak untuk kendaraan listrik. [ab/uh]

China Berencana Bangun Bendungan PLTA Terbesar di Tibet

Peta Tibet, China, India dan Bangladesh.
Peta Tibet, China, India dan Bangladesh.

Bendungan PLTA itu diperkirakan akan mempengaruhi kehidupan jutaan orang di hilir sungai di India dan Bangladesh.

China telah menyetujui pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia. Hal itu menandai dimulainya proyek ambisius di tepi timur dataran tinggi Tibet yang dapat berdampak pada jutaan orang di hilir India dan Bangladesh.

Menurut perkiraan yang diberikan oleh Power Construction Corp of China pada 2020, bendungan yang akan berlokasi di bagian hilir Sungai Yarlung Zangbo tersebut, dapat menghasilkan 300 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik setiap tahunnya.

Kapasitas PLTA itu lebih dari tiga kali lipat kapasitas bendungan Tiga Ngarai (Three Gorges Dam) di China tengah, yang saat ini merupakan bendungan terbesar di dunia dengan kapasitas pembangkitan sebesar 88,2 miliar kWh.

Proyek tersebut akan memainkan peran utama dalam memenuhi tujuan puncak karbon dan netralitas karbon di China, menstimulasi industri terkait seperti teknik, dan menciptakan lapangan kerja di Tibet, kata kantor berita resmi Xinhua, Rabu (25/12).

Salah satu bagian dari air terjun Yarlung Zangbo memiliki ketinggian dramatis sekitar 2.000 meter dalam jarak pendek 50 kilometer, menawarkan potensi pembangkit listrik tenaga air yang sangat besar dan tantangan teknis yang unik.

Pengeluaran untuk pembangunan bendungan, termasuk biaya teknik, juga diperkirakan melebihi biaya pembangunan bendungan Tiga Ngarai, yang menelan biaya 254,2 miliar yuan, atau sekitar Rp 564,7 triliun. Angka itu termasuk pemukiman kembali 1,4 juta orang yang terpaksa mengungsi dan jumlah ini empat kali lipat dari perkiraan awal sebesar $7,8 miliar (setara Rp 126 triliun).

Pihak berwenang belum memberi perkiraan berapa banyak orang yang akan tergusur oleh proyek Tibet dan bagaimana hal itu akan berdampak pada ekosistem lokal, salah satu ekosistem terkaya dan paling beragam di dataran tinggi tersebut.

Namun menurut para pejabat China, proyek pembangkit listrik tenaga air di Tibet, tidak akan berdampak besar terhadap lingkungan atau pasokan air di hilir. Menurut China, proyek itu memiliki lebih dari sepertiga potensi pembangkit listrik tenaga air di China,

Meskipun demikian, India dan Bangladesh telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai bendungan tersebut, karena proyek tersebut berpotensi mengubah tidak hanya ekologi lokal tetapi juga aliran dan arah aliran sungai di hilir.

Yarlung Zangbo menjadi sungai Brahmaputra saat meninggalkan Tibet dan mengalir ke selatan menuju negara bagian Arunachal Pradesh dan Assam di India dan akhirnya ke Bangladesh.

China telah memulai pembangkit listrik tenaga air di hulu Yarlung Zangbo, yang mengalir dari barat ke timur Tibet. Negara itu merencanakan lebih banyak proyek di hulu. [ft/es]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG