Starbucks memperkirakan akan merugi lebih dari $3 miliar pada kuartal ketiga akibat pandemi virus corona, dan mengatakan gangguan terhadap bisnisnya akan mereda pada sisa masa akhir tahun ini.
"Merek kopi Starbucks tangguh dan punya daya tarik bagi pelanggannya dan kami percaya periode paling sulit ini akan berhasil kami lalui," kata Presiden dan CEO Starbucks, Kevin Johnson dalam sebuah surat terbuka.
Perusahaan raksasa kopi yang berpusat di Seattle itu mengatakan hari Rabu (10/6), pandemi Covid 19 juga akan memangkas pendapatan operasinya antara $ 2 sampai $ 2,2. miliar untuk kuartal yang berakhir 28 Juni. Starbucks berencana untuk melaporkan hasil kuartal ketiganya pada 28 Juli.
Starbucks mengatakan, penjualan di kedai kopi dan penjualan di lokasi baru yang sudah buka setidaknya satu tahun, naik dalam enam minggu berturut-turut hingga akhir Mei. Keuntungan turun 32% pada minggu terakhir bulan Mei, dibandingkan dengan penurunan 65% pada puncak pandemi pertengahan April. Perusahaan memperkirakan penurunan 10% hingga 20% dalam penjualan di kedainya di AS untuk seluruh tahun anggaran yang berakhir 27 September.
Di China, di mana pandemi melanda lebih dulu, penjualan di kedai-kedai kopi turun 14% pada akhir Mei. Itu dibandingkan dengan penurunan 78% pada bulan Februari. Starbucks mengatakan sebagian besar kedai kopinya di China telah dibuka kembali seperti operasi pra-pandemi dan 70% tempat duduk di cafe, penuh.
Starbucks menaksir kerugian kuartal ketiga akan mencapai sekitar 55 sen sampai 70 sen per saham. Sementara itu para analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan kerugian 16 sen per saham. [ps/jm]