Tautan-tautan Akses

Shannon Abeda, Atlet Olimpiade Musim Dingin Pertama Eritrea 'Comeback' di Beijing


Atlet Ski asal Eritrea Shannon-Ogbnai Abeda bereaksi setelah berkompetisi di kategori Men's Giant Slalom di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, pada 18 Februari 2018. (Foto: AFP/Martin Bernetti)
Atlet Ski asal Eritrea Shannon-Ogbnai Abeda bereaksi setelah berkompetisi di kategori Men's Giant Slalom di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, pada 18 Februari 2018. (Foto: AFP/Martin Bernetti)

Atlet Eritrea pertama yang mengikuti Olimpiade Musim Dingin, Shannon-Ogbnai Abeda, kembali bersaing pada cabang ski Alpen atau ski menuruni bukit di Olimpiade Beijing 2022.

Penampilan pertamanya di panggung dunia adalah pada perhelatan Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan.

Setelah tampil di Pyeongchang, Abeda mengalami beberapa cedera dan 10 operasi untuk memperbaiki lutut dan selangkangannya yang membuatnya tidak punya pilihan selain pensiun dari olahraga yang ia geluti, demikian dikutip dari situs miliknya.

Atlet Ski Alpen asal Eritrea Shannon-Ogbnai Abeda beraksi dalam kompetisi Men's Giant Slalom di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, pada 18 Februari 2018. (Foto: Reuters/Dominic Ebenbichler)
Atlet Ski Alpen asal Eritrea Shannon-Ogbnai Abeda beraksi dalam kompetisi Men's Giant Slalom di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Pyeongchang, Korea Selatan, pada 18 Februari 2018. (Foto: Reuters/Dominic Ebenbichler)

Namun ia kembali bermain ski pada September 2021 dan tiga bulan kemudian, lolos seleksi Olimpiade Musim Dingin 2022.

“Seperti mimpi, dan belum bisa dipercaya … Saya secara resmi memenuhi syarat untuk Olimpiade kedua saya. Sekitar dua bulan (lalu), saya hampir menyerah," katanya.

Abeda termotivasi untuk mencoba olahraga ini ketika masih anak-anak setelah diperkenalkan oleh saudara perempuannya saat besar di Kanada, ketika orang tuanya pindah dari Eritrea selama perang saudara yang terjadi di negara itu pada 1980-an.

''Ketika saya berusia 7 atau 8 tahun, saya menggambar diri saya berdiri di podium Olimpiade. Sebagai seorang anak, kita bermimpi, dan membicarakan hal-hal ini. Saya tidak pernah mengira akan berada di sini,” kata Abeda dalam wawancara 2018 dengan The Olympic Channel.

Ia memutuskan bertanding untuk negara asal orang tuanya dalam cabang ski pada tahun 2011. Pada 2012, ia mendapat lampu hijau untuk mengikuti Youth Olympic Games. Sekarang, selain cabang ski Alpen, atlet Olimpiade ini berharap bisa lolos sebagai pilot bobsled atau balapan ski di Milano Cortina 2026 Games di Italia.

Abeda ingin pencapaian karirnya menginspirasi orang Afrika dan lainnya untuk meraih emas Olimpiade.

''Saya berharap melalui partisipasi saya di Olimpiade Musim Dingin, saya bisa membuka jalan bagi orang kulit berwarna lainnya untuk berpartisipasi,'' kata Abeda.

''Menjadi salah satu dari segelintir orang kulit berwarna dalam cabang olahraga saya, itu berdampak pada hidup saya. Saya tidak ingin orang lain seperti saya takut keluar dari zona nyaman mereka,'' katanya. [my/pp]

XS
SM
MD
LG