Isu Iklim
- Associated Press
Shanghai, Tokyo, New York, Houston Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar di Dunia
Kota-kota di Asia dan Amerika Serikat mengeluarkan gas yang paling memerangkap panas yang memicu perubahan iklim, dan Shanghai sebagai kota paling berpolusi, menurut data baru yang menggabungkan pengamatan dan kecerdasan buatan.
Tujuh negara bagian atau provinsi mengeluarkan lebih dari 1 miliar metrik ton gas rumah kaca, semuanya di China, kecuali Texas, yang berada di peringkat keenam, menurut data baru dari sebuah organisasi yang didirikan bersama oleh mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore dan dirilis pada Jumat (15/11)di perundingan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Baku, Azerbaijan.
Negara-negara di perundingan tersebut mencoba menetapkan target baru untuk memangkas emisi tersebut dan mencari tahu berapa banyak negara kaya akan membayar untuk membantu dunia dengan tugas itu.
Dengan menggunakan satelit dan pengamatan darat, yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan untuk mengisi kekosongan, Climate Trace berupaya mengukur karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida yang memerangkap panas, serta polutan udara tradisional lainnya di seluruh dunia, termasuk untuk pertama kalinya di lebih dari 9.000 wilayah perkotaan.
Total polusi karbon dioksida dan metana di Bumi meningkat 0,7 persen menjadi 61,2 miliar metrik ton dengan metana yang berumur pendek tetapi sangat kuat meningkat 0,2 persen. Angka-angka tersebut lebih tinggi daripada kumpulan data lainnya "karena kami memiliki cakupan yang sangat komprehensif dan kami telah mengamati lebih banyak emisi di lebih banyak sektor daripada yang biasanya tersedia," kata Gavin McCormick, salah satu pendiri Climate Trace.
Banyak kota besar yang mengeluarkan emisi jauh lebih banyak daripada beberapa negara
Gas rumah kaca Shanghai mencapai 256 juta ton mengungguli semua kota dan melampaui negara-negara Kolombia atau Norwegia. 250 juta metrik ton Tokyo akan berada di peringkat 40 negara teratas jika kota itu adalah sebuah negara, sementara 160 juta metrik ton Kota New York dan 150 juta metrik ton Houston akan berada di peringkat 50 teratas emisi di seluruh negeri. Seoul, Korea Selatan, berada di peringkat kelima di antara kota-kota dengan 142 juta metrik ton.
"Salah satu lokasi di Cekungan Permian di Texas sejauh ini merupakan lokasi dengan polusi terburuk No. 1 di seluruh dunia," kata Gore. "Dan mungkin saya seharusnya tidak terkejut dengan hal itu, tetapi saya memikirkan betapa kotornya beberapa lokasi ini di Rusia dan Cina dan sebagainya. Namun Cekungan Permian mengalahkan semuanya."
Dalam hal negara bagian dan provinsi, tujuh di antaranya mengeluarkan lebih dari 1 miliar metrik ton polusi karbon. Shandong, China memimpin dengan 1,28 miliar metrik ton. Kota-kota yang menghasikan polusi miliaran ton lainnya adalah Hebei, Shanxi, Mongolia Dalam, Jiangsu, dan Guangdong, semuanya di China, dan Texas.
Negara mana yang meningkat, dan mana yang menurun
China, India, Iran, Indonesia, dan Rusia mengalami peningkatan emisi terbesar dari 2022 hingga 2023, sementara Venezuela, Jepang, Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat mengalami penurunan polusi terbesar.
Kumpulan data yang dikelola oleh para ilmuwan dan analis dari berbagai kelompok, juga mengamati polutan tradisional seperti karbon monoksida, senyawa organik yang mudah menguap, amonia, sulfur dioksida, dan bahan kimia lain yang terkait dengan udara kotor. Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan kedua jenis polusi tersebut, kata Gore.
Pembakaran bahan bakar fosil melepaskan kedua jenis polusi tersebut, kata Gore, dan mencatat jutaan orang yang meninggal di seluruh dunia setiap tahun akibat polusi udara.
Ini "mewakili ancaman kesehatan terbesar yang dihadapi umat manusia," kata Gore.
Gore mengkritik penyelenggaraan pembicaraan iklim, yang disebut COP, oleh Azerbaijan, negara minyak dan lokasi sumur minyak pertama di dunia, dan oleh Uni Emirat Arab tahun lalu.
"Sangat disayangkan bahwa industri bahan bakar fosil dan negara-negara penghasil minyak telah mengambil alih kendali proses COP hingga ke tingkat yang tidak sehat," kata Gore.
"Tahun depan di Brazil, kita akan melihat perubahan dalam pola itu. Namun, Anda tahu, tidak baik bagi masyarakat dunia untuk memberikan industri pencemar No. 1 di dunia kendali sebanyak itu atas seluruh proses."
Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva telah menyerukan agar lebih banyak yang dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim dan telah berupaya memperlambat penggundulan hutan sejak kembali untuk masa jabatan ketiga sebagai presiden. Namun, Brasil tahun lalu menghasilkan lebih banyak minyak daripada Azerbaijan dan Uni Emirat Arab, menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat. [es/ft]
See all News Updates of the Day
- Associated Press
Eropa Catat Rekor Penggunaan Energi Bersih; Trump Gencarkan Penggunaan Bahan Bakar Fosil di AS
Para ahli mengatakan mereka terdorong oleh pengurangan bahan bakar fosil di Eropa, khususnya karena AS tampaknya akan meningkatkan emisinya karena presiden barunya menjanjikan harga bahan bakar yang lebih murah.
Sebanyak 47% listrik Uni Eropa (UE) kini berasal dari tenaga surya dan sumber energi terbarukan lainnya, kata sebuah laporan hari Kamis (23/1). Kondisi tersebut menjadi tanda lain dari kesenjangan yang kian besar antara upaya blok itu untuk menggunakan energi bersih dan pemerintahan baru AS yang mendorong penggunaan lebih banyak bahan bakar fosil.
Hampir tiga per empat listrik UE tidak mengeluarkan gas penyebab pemanasan bumi ke udara — dengan 24% energi listrik lainnya di blok tersebut berasal dari tenaga nuklir, kata laporan yang dirilis oleh lembaga kajian energi iklim Ember. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi daripada di negara-negara seperti AS dan China, di mana hampir dua per tiga energi mereka masih diproduksi dari bahan bakar fosil penghasil karbon yang mencemari seperti batu bara, minyak, dan gas.
Para ahli mengatakan mereka terdorong oleh pengurangan bahan bakar fosil di Eropa, khususnya karena AS tampaknya akan meningkatkan emisinya karena presiden barunya menjanjikan harga bahan bakar yang lebih murah, menghentikan sewa untuk proyek pembangkit listrik tenaga angin, dan berjanji untuk mencabut insentif era Biden untuk kendaraan listrik.
"Bahan bakar fosil kehilangan cengkeramannya pada energi UE," kata Chris Rosslowe, pakar energi di Ember. Pada tahun 2024, tenaga surya menghasilkan 11% listrik UE, menyalip batu bara yang turun di bawah 10% untuk pertama kalinya. Sumber energi bersih dari tenaga angin menghasilkan lebih banyak listrik daripada gas untuk tahun kedua berturut-turut.
Data tahun 2024 tidak tersedia untuk semua negara. Data Ember untuk pembangkit listrik terbesar di dunia untuk tahun 2023 menunjukkan Brazil dengan pangsa listrik terbesar dari sumber energi terbarukan, hampir mencapai 89%, di mana sebagian besar berasal dari tenaga hidroelektrik. Kanada sendiri memiliki sekitar 66,5%, China dengan 30,6%, dan Prancis dengan 26,5%. Sementara itu, jumlah cakupan energi terbarukan yang menghasilkan listrik di AS dan India masing-masing mencapai 22,7% dan 19,5%.
Salah satu alasan mengapa transisi energi bersih Eropa berjalan cepat adalah Kesepakatan Hijau Eropa, suatu kebijakan ambisius yang disahkan pada tahun 2019 yang membuka jalan bagi pemutakhiran Undang-undang iklim. Sebagai hasil dari kesepakatan tersebut, Uni Eropa membuat target mereka lebih ambisius, dengan tujuan untuk memangkas 55% emisi di kawasan tersebut pada akhir dekade ini. Kebijakan tersebut juga bertujuan untuk menjadikan Eropa netral terhadap iklim — mengurangi jumlah emisi tambahan di udara hingga hampir nol — pada tahun 2050.
Ratusan peraturan dan arahan di negara-negara Eropa untuk memberi insentif investasi dalam energi bersih dan mengurangi polusi karbon telah disahkan atau sedang dalam proses diratifikasi di seluruh Eropa.
"Pada awal Kesepakatan, energi terbarukan merupakan sepertiga dan bahan bakar fosil menyumbang 39% listrik Eropa," kata Rosslowe. "Saat ini, bahan bakar fosil hanya menghasilkan 29% dan tenaga angin serta tenaga surya telah mendorong transisi energi bersih." Jumlah listrik yang dihasilkan oleh energi nuklir tetap relatif stabil di blok tersebut. [uh/ab]
- Utami Hussin
VOA Headline News: Eropa Catat Rekor Penggunaan Energi Bersih, Sementara Trump Arahkan AS ke Bahan Bakar Fosil
Layanan Cuaca Keluarkan Peringatan Waspada Kebakaran untuk California
Peringatan waspada kebakaran itu berlaku untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Los Angeles dan Ventura hingga Kamis pukul 20.00.
Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service/NWS) Selasa (21/1) mengeluarkan peringatan waspada kebakaran untuk sebagian besar daerah Los Angeles dan Ventura di California karena "kelembapan relatif yang sangat rendah dan periode angin lepas pantai yang kencang" di daerah tersebut.
NWS mengatakan "peringatan waspada kebakaran dengan situasi sangat berbahaya telah berakhir, tetapi kondisi cuaca rawan kebakaran yang berbahaya terus berlanjut hingga Kamis (23/1) atau Jumat (24/1)."
Angin timur laut akan tetap "berembus kencang" di perbukitan dan pegunungan, kata NWS dalam sebuah pernyataan. Tingkat kelembapan rendah akan terus berlanjut.
Angin diperkirakan akan tenang di beberapa daerah pada Selasa (21/1) malam hingga Rabu (22/1), tetapi kondisi yang sangat kering akan terus berlanjut dan angin akan menguat kembali pada Rabu malam, menurut layanan cuaca tersebut. Peringatan waspada kebakaran itu berlaku untuk sebagian besar wilayah Kabupaten Los Angeles dan Ventura hingga Kamis pukul 20.00.
Sebelumnya pada Selasa, NWS mengatakan ada risiko ekstrem terjadinya kebakaran di beberapa wilayah California Selatan. NWS mengatakan angin berkecepatan 32 hingga 64 kilometer per jam, dikombinasikan dengan "angin yang lebih kencang di daratan, tingkat kelembapan relatif yang rendah, dan bahan kering yang mudah terbakar, telah menyebabkan kondisi yang berbahaya tersebut."
Angin kencang memicu beberapa kebakaran yang tersebar pada Selasa di Los Angeles, tetapi petugas pemadam kebakaran yang waspada dengan cepat mengendalikan api.
Setidaknya 27 orang tewas dalam serangkaian kebakaran hutan di wilayah Los Angeles selama dua pekan terakhir karena angin Santa Ana yang bercampur dengan kondisi kering di darat membuat api cepat menyebar.
Kepala Pengawas Daerah Los Angeles Kathryn Barger telah meminta penyelidikan eksternal atas proses pemberitahuan evakuasi bagi warga Altadena bagian barat, di dekat Kebakaran Eaton, salah satu dari beberapa kebakaran yang terjadi di Los Angeles. Sebuah laporan di Los Angeles Times mengatakan perintah evakuasi untuk Altadena bagian barat tertunda berjam-jam.
"Dari apa yang telah diberitahukan kepada saya, itu adalah malam yang penuh kekacauan bagi petugas pemadam kebakaran dan petugas tanggap darurat," kata Barger kepada The Times. Barger mengatakan bahwa ia memiliki "kekhawatiran mendalam" tentang apa yang terjadi.
Warga mengatakan kepada Times bahwa pada saat mereka menerima perintah evakuasi, banyak rumah di daerah itu sudah terbakar.
Tujuh belas orang dilaporkan tewas dalam kebakaran Eaton.
Wali Kota Los Angeles Karen Bass mengatakan instruksi yang ditandatanganinya pada Selasa dirancang untuk membendung aliran puing-puing beracun dari kebakaran di wilayah itu serta melindungi pantai dan lautan di daerah itu. [uh/ft]
Badai Salju Langka Landa Houston dan New Orleans
Layanan Cuaca Nasional mengeluarkan peringatan badai salju untuk wilayah mulai dari Texas di selatan hingga timur melalui Georgia dan ke utara ke negara bagian South Carolina dan North Carolina hingga ke Virginia.
Badai musim dingin yang jarang terjadi melanda kawasan Pantai Teluk Amerika Serikat, Selasa (21/1). Badai itu mencurahkan salju yang memecahkan rekor lebih dari satu abad di kawasan selatan, di mana hujan salju jarang terjadi. Sementara itu sebagian besar wilayah Amerika masih diliputi suhu dingin membeku yang berbahaya.
Peringatan badai salju berlaku bagi 31 juta orang – mulai dari Texas di selatan hingga timur melalui Georgia dan ke utara ke negara bagian South Carolina dan North Carolina hingga ke Virginia – hingga Rabu (22/1) pagi, kata Layanan Cuaca Nasional (National Weather Service/NWS).
Dengan bergeraknya badai ke arah timur, para petugas di dekat Houston membersihkan jalan-jalan raya, pada Selasa. Sementara itu jalan-jalan di pusat kota itu, yang diselimuti salju putih, praktis kosong.
Sekolah-sekolah ditutup pada Selasa (21/1) dan Rabu (22/1) sementara kota terbesar keempat di AS itu diperkirakan diguyur hujan salju setinggi 10 sentimeter.
“Saya telah tinggal di Texas sepanjang usia saya dan saya belum pernah melihat salju sedalam ini,” kata Ishan Bhaidani, 29, yang memiliki perusahaan konsultan teknologi keuangan di Houston.
“Biasanya kota ini sangat dingin, tetapi salju sehalus ini, ini pertama kalinya," imbuh Bhaidani.
Pihak berwenang di Houston menyelidiki dua kematian yang mungkin terkait cuaca, termasuk seorang lelaki tunawisma yang didapati tewas di dekat sebuah kompleks apartemen, kata Sherif Kabupaten Harris dalam pernyataan yang diunggah di X.
Salju juga turun di New Orleans, di mana salju terakumulasi setinggi hampir 25 sentimeter pada sore hari, menurut NWS.
Richard Bann, pakar cuaca di NWS, mengatakan, badan tersebut mencoba memastikan apakah hujan salju hari Selasa memecahkan rekor di New Orlans yang tercatat 20 sentimeter pada 1895.
Menurut NWS, kali terakhir New Orleans menerima hujan salju yang dapat diukur adalah pada tahun 2009.
Hujan salju yang memecahkan rekor 144 tahun, bercurah lebih dari 15 sentimeter, turun d Mobile, Alabama, pada sore hari, menurut NWS.
Badai ini diperkirakan bergerak perlahan melalui Mississippi, Georgia dan Florida awal pekan ini.
Badai itu mengganggu perjalanan udara dengan menyebabkan penundaan atau pembatalan penerbangan pada hari Selasa. Lebih dari 1.000 penerbangan dari dan ke Bandara Internasional George Bush, Houston, dibatalkan, menurut Flightaware.com. [uh/ns]
Trump Tarik Amerika dari Perjanjian Iklim Paris, Pemimpin Eropa Bersikeras Pertahankan
Beberapa instruksi presiden telah dibatalkan Presiden Donald Trump, terutama menarik AS dari Perjanjian Iklim Paris, menjadi pembicaraan dalam acara tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos. Para pemimpin Eropa bersikeras akan bersatu dan mempertahankan perjanjian itu, serta mengirim pesan ke Amerika.
Tak lama setelah menjabat sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mulai menghapus sebagian warisan Presiden Joe Biden; mulai dari memberi pengampunan pada hampir semua pendukungnya yang melakukan kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021, dan mengeluarkan serangkaian instruksi presiden yang mengisyaratkan keinginannya merombak badan-badan di AS.
Trump menandatangani inpres untuk meningkatkan keamanan di perbatasan, menetapkan kartel narkoba sebagai organisasi teroris asing, membatasi pemberian kewarganegaraan bagi anak-anak yang lahir di AS, membekukan beberapa peraturan baru, dan membentuk gugus tugas untuk efisiensi pemerintah federal.
Trump juga menandatangani inpres yang mengarahkan Amerika untuk kembali menarik diri dari Perjanjian Iklim Paris yang penting. Langkah ini menjadi pukulan terhadap upaya dunia untuk memerangi pemanasan global, dan sekali lagi menjauhkan AS dari sekutu-sekutu terdekatnya.
Sewaktu menandatangi inpres itu di hadapan sekitar 2.500 orang yang memadati Capital One Arena di Washington DC, Trump mengatakan “dengan keluar dari Perjanjian Iklim Paris, Amerika dapat menghemat lebih dari satu triliun dolar.”
Will Scharf, Staf Gedung Putih yang mendampinginya juga memperkuat pernyataannya “dengan keluar dari perjanjian itu, Amerika dapat menghemat lebih dari satu triliun dolar.”
Uni Eropa Tegaskan Tetap Teguh pada Perjanjian Iklim Paris
Kepala Uni Eropa Ursula von der Leyen menegaskan blok 27 negara itu akan tetap berpegang teguh pada Perjanjian Iklim Paris meskipun Trump memutuskan untuk menarik Amerika dari perjanjian itu.
“Perjanjian Paris terus menjadi harapan terbaik bagi seluruh umat manusia. Eropa akan tetap berada di jalur yang benar, dan terus bekerja sama dengan semua negara yang ingin melindungi alam dan menghentikan pemanasan global. Demikian juga, semua benua harus memahami peluang AI dan mengelola risikonya. Dalam tantangan seperti ini, kita tidak berpacu dengan satu sama lain, tetapi kita berpacu dengan waktu. Bahkan di tengah persaingan yang ketat, kita harus bersatu.”
Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan blok itu harus “tetap berpegang teguh pada tujuan” Kesepakatan Hijau Eropa, baik untuk alasan daya saing maupun lingkungan.
“Setelah apa yang terjadi kemarin, dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan mungkin besok akan ada lebih banyak lagi ketidakpastian. Mari kita sebagai orang Eropa di dalam Uni Eropa tidak menambah ketidakpastian dengan menciptakan ambiguitas pada tujuan kita,” ujar De Croo.
Sekjen Dewan Eropa yang juga mantan presiden Swiss, Alain Berset, menilai Eropa harus mengirim pesan yang jelas kepada Amerika. “Trump mengirim pesan yang jelas, dan dari perspektif Eropa dan Dewan Eropa, kita juga harus mengirim pesan yang jelas. (Bahwa) kita memiliki nilai, demokrasi, aturan hukum dan hak asasi yang kuat. Kita harus terlibat selama lima tahun ke depan untuk menjadi kuat, sekuat mungkin, namun tetap bersatu,” tukasnya.
Jesper Brodin, Kepala Eksekutif IKEA, perusahaan mebel global, menggarisbawahi manfaat Perjanjian Iklim Paris bagi dunia bisnis. “Bagi kami – yang telah mengikuti perjalanan yang tidak mulus selama beberapa tahun ini – kami tidak hanya dapat berhasil memenuhi Perjanjian Iklim Paris, tetapi juga bagaimana perjanjian ini dapat memberikan manfaat bagi bisnis.”
Harapan
Andy Beshear, Gubernur Kentucky yang merupakan salah satu politisi Amerika yang hadir dalam pertemuan di Swiss itu menyampaikan harapan bahwa Trump dan para pendukungnya akan menyadari pentingnya aliansi di seluruh dunia.
“Pidato Trump berbeda dengan yang akan saya sampaikan. Tetapi dia telah terpilih sebagai presiden dan dia berhak untuk menyampaikan pidato pelantikannya dengan cara yang dia pilih. Saya berharap Trump dan para penasihatnya akan menyadari betapa pentingnya aliansi bagi stabilitas global, terutama betapa pentingnya hubungan antara Eropa dan Amerika bagi stabilitas global,” kata Beshear.
Kesepakatan Paris bertujuan untuk membatasi pemanasan global jangka panjang hingga 1,5 derajat Celcius atau jika tidak tercapai, menjaga suhu setidaknya di bawah sekitar 2 derajat Celcius, di atas tingkat pra-industri. [em/hj/aa]
Forum