Penjabat Menteri Pertahanan AS melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan, di mana dia mengatakan dia belum menerima perintah untuk menarik pasukan Amerika. Kunjungan itu dilakukan sementara AS melanjutkan negosiasi perdamaian dengan Taliban untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir dua dekade di sana.
Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan mengatakan kepada wartawan sebelum kunjungan mendadaknya ke Kabul bahwa Amerika Serikat tidak membahas jumlah pasukan yang ditarik.
"Saya belum diarahkan untuk menurunkan jumlah pasukan kita di Afghanistan. Petunjuknya, dan ini dalam koordinasi erat dengan Menlu Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton, adalah untuk mendukung Duta Besar (Zalmay) Khalilzad dalam hal negosiasi perdamaian ini," kata Shanahan.
Dalam pidato kenegaraan “State of the Union” minggu lalu, Presiden Donald Trump mengecam keterlibatan AS dalam konflik yang berkepanjangan tersebut.
"Negara-negara besar tidak berperang tanpa akhir," kata Trump.
Dia juga memuji perundingan perdamaian dengan Taliban, melihatnya sebagai cara untuk membawa pulang pasukan Amerika dari Afghanistan.
"Sementara kita membuat kemajuan dalam negosiasi ini, kita akan dapat mengurangi kehadiran pasukan kita dan berfokus pada kontra-terorisme. Kita tidak tahu apakah kita akan mencapai kesepakatan - tetapi kita tahu bahwa setelah dua dekade berperang, waktunya sudah tiba untuk setidaknya mengusahakan perdamaian," tegasnya.
Shanahan mengatakan pada hari Senin, Amerika Serikat akan menentukan jumlah pasukannya di Afghanistan secara terkoordinasi dan berdisiplin. Dia menambahkan bahwa kehadiran itu akan berlanjut untuk membela tanah air Amerika seraya mendukung stabilitas regional.
"AS memiliki investasi yang signifikan guna memastikan keamanan, tetapi rakyat Afghanistan yang memutuskan masa depan mereka," tambah Shanahan.
Pemerintah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani belum berpartisipasi dalam pembicaraan yang sedang berlangsung antara utusan AS Zalmay Khalilzad dan Taliban.
Khalilzad dan timnya dijadwalkan bertemu dengan Taliban lagi pada 25 Februari di Qatar. [as]