Pada bagian kebijakan luar negeri dalam Pidato Kenegaraan, Selasa malam (5/2), Presiden AS Donald Trump berbicara mengenai usaha-usaha untuk mengakhiri konflik-konflik di mana pasukan Amerika telah terlibat selama bertahun-tahun, dan mencegah apa yang ia pandang sebagai konflik-konflik masa depan yang tak terelakan jika kebijakan-kebijakan tertentu tidak diberlakukan pemerintahnya.
Trump menyoroti biaya besar untuk perang diAfghanistan dan Irak, yang menewaskan hampir 7.000 personil militer sejak 2001. Ia mengatakan, setelah berperang selama bertahun-tahun di Afghanistan, kini saatnya untuk -- paling tidak -- mengusahakan perdamaian. Trump mengatakan, Taliban menginginkan hal yang sama.
Ia juga memerintahkan penarikan pasukan AS dari Suriah, di mana mereka telah bertempur untuk memberantas ISIS sejak kelompok militan itu merambah banyak bagian di Irak Utara dan Suriah Timur sejak 2014. “Kita telah membebaskan semua wilayah dari cengkeraman monster-monster haus darah itu. Sementara kita bekerjasama dengan sekutu-sekutu kita untuk menghancurkan ISIS, kini saatnya kita menyambut hangat kepulangan pahlawan-pahlawan kita yang berani dari Suriah,” kata Trump.
Trump juga menyinggung rencana KTT ke-2 dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Ia mengatakan, ia akan bertemu Kim pada 27 Februari di Vietnam.
Trump membanggakan, berkat diplomasi beraninya terhadap Korea Utara, ia berhasil memulangkan orang-orang Amerika yang disandera Korea Utara, dan menghentikan uji nuklir dan misil Korea Utara. “Jika saya tidak terpilih sebagai presiden AS, kita saaat ini, menurut pendapat saya, terlibat dalam perang besar dengan Korea Uatram” kata Trump sambil menambahkan bahwa hubungannya dengan Kim merupakan hubungan yang baik. [ab]