Pihak berwenang menyatakan, salah satu serangan itu melibatkan dua orang yang menembak dan menikam para penumpang di dalam sebuah bus di Yerusalem, menewaskan salah seorang di antaranya dan melukai paling sedikit empat lainnya. Pasukan Pertahanan Israel menyatakan kedua penyerang “ditembak di tempat.”
Di bagian lain Yerusalem, seorang lelaki menabrakkan mobilnya ke arah orang-orang di sebuah halte bus, kemudian keluar mobil dan menikam para pejalan kaki. Satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka. Penyerang juga kemudian ditembak.
Serangan ke-tiga terjadi di Raanana, di sebelah utara Tel Aviv, di mana pihak berwenang menyatakan seorang penyerang menikam seorang warga sipil di halte bus sebelum ditaklukkan orang-orang lain di dekatnya dan ditahan polisi.
Sedikitnya tujuh warga Israel tewas dan sekitar 25 lainnya luka-luka dalam serangkaian penikaman dan serangan lain oleh warga Palestina dalam dua pekan belakangan. Dua puluh lima warga Palestina tewas, kebanyakan oleh polisi Israel yang membalas serangan-serangan dan oleh tentara yang menembak demonstran Palestina yang melemparkan batu dan bom api.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahi mengatakan dalam pidatonya di parlemen hari Senin bahwa Israel akan mengatasi “teror pisau” itu.
Ia menuding Hamas, Otorita Nasional Palestina, dan kelompok yang disebut Gerakan Islam, yang menyulut kekerasan dan menyebarluaskan apa yang ia sebut “kebohongan” bahwa Israel berencana mengambil alih sepenuhnya tempat suci di Yerusalem Timur yang dihormati Muslim dan umat Yahudi.
Ia juga meminta warga Arab di Israel untuk meninggalkan kekerasan dan memilih hidup berdampingan secara damai. Tetapi ia menujukan komentarnya yang paling keras kepada Haneen Zoabi, legislator Arab Israel, yang menyerukan pemberontakan penuh Palestina. Netanyahu mengatakan Zoabi harus menghadapi penyelidikan kriminal karena menganjurkan terorisme massal terhadap warga Israel. Ia mengatakan Zoabi tidak layak menjadi anggota Knesset.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meyebut tindak agresi oleh pemukim Israel menyebabkan terjadinya gelombang kekerasan.
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, hari Senin mengimbau Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan nyata guna menciptakan ketenangan dan menuntut Israel agar langsung menghentikan agresi terhadap warga sipil Palestina. [uh]