Pemberontak di Irak menewaskan sedikitnya 46 orang dalam sejumlah serangan hari Minggu (25/8), yang ditujukan antara lain terhadap warung kopi, rombongan yang akan menghadiri pesta perkawinan dan tentara yang sedang tidak bertugas.
Serangan-serangan itu merupakan bagian dari gelombang pembunuhan terburuk yang terjadi sejak tahun 2008, dan menimbulkan pertanyaan apakah pasukan keamanan sanggup menjamin keamanan ditengah ketakutan akan pecahnya perang saudara dan perpecahan etnis.
Salah satu serangan yang paling berani terjadi dekat kota Mosul di bagian utara, di mana pemberontak mendirikan sebuah pos pemeriksaan palsu, kemudian menangkap lima orang tentara yang sedang cuti dan membunuh mereka. Tentara itu sedang kembali ke barak mereka dengan menggunakan taksi.
Serangan lain terjadi ketika sebuah bom mobil meledak di pinggir jalan pada saat mobil yang membawa seorang hakim lewat. Hakim itu cedera tapi tiga orang juru rawat dan seorang pejalan kaki tewas.
Serangan-serangan terus meningkat di Irak sejak pemerintah melancarkan penumpasan ganas atas sebuah kelompok demonstran Sunni bulan April lalu.
Tiga ribu orang lebih tewas dalam aksi kekerasan beberapa bulan terakhir saja, dan meningkatkan kecemasan akan pertumpahan darah gawat seperti yang terjadi tahun 2006 dan 2007.
Serangan-serangan itu merupakan bagian dari gelombang pembunuhan terburuk yang terjadi sejak tahun 2008, dan menimbulkan pertanyaan apakah pasukan keamanan sanggup menjamin keamanan ditengah ketakutan akan pecahnya perang saudara dan perpecahan etnis.
Salah satu serangan yang paling berani terjadi dekat kota Mosul di bagian utara, di mana pemberontak mendirikan sebuah pos pemeriksaan palsu, kemudian menangkap lima orang tentara yang sedang cuti dan membunuh mereka. Tentara itu sedang kembali ke barak mereka dengan menggunakan taksi.
Serangan lain terjadi ketika sebuah bom mobil meledak di pinggir jalan pada saat mobil yang membawa seorang hakim lewat. Hakim itu cedera tapi tiga orang juru rawat dan seorang pejalan kaki tewas.
Serangan-serangan terus meningkat di Irak sejak pemerintah melancarkan penumpasan ganas atas sebuah kelompok demonstran Sunni bulan April lalu.
Tiga ribu orang lebih tewas dalam aksi kekerasan beberapa bulan terakhir saja, dan meningkatkan kecemasan akan pertumpahan darah gawat seperti yang terjadi tahun 2006 dan 2007.