Separatis pro-Rusia di dua kawasan Ukraina timur mengatakan akan tetap menggelar referendum kemerdekaan seperti yang direncanakan Minggu (11/5), meskipun pemerintah Ukraina dilaporkan akan berusaha menghalanginya.
Mereka mengatakan serangan Jumat oleh pasukan pemerintah yang menewaskan hingga 20 orang di kota pelabuhan Mariupol tidak akan mengganggu referendum itu.
Pada Sabtu, pihak penyelenggara dan warga di kota Donetsk dan Luhansk terus mempersiapkan referendum. Brosur dan poster yang mengimbau warga agar memberikan suara tersebar di seluruh pelosok kota Luhansk.
Pemimpin separatis di kota tersebut, Valery Bolotov, mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax ia memperkirakan 90 persen warga akan memberikan suara.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande pada Sabtu mengatakan referendum itu tidak sah. Kedua pemimpin itu juga mengatakan akan mendukung rangkaian sanksi yang lebih luas oleh Uni Eropa terhadap Rusia jika pemilu presiden 25 Mei di Ukraina tidak berjalan sesuai rencana. Sanksi-sanksi baru itu diperkirakan akan menarget perekonomian Rusia.
Sejumlah jajak pendapat terbaru menunjukkan 70 persen warga di Ukraina timur tidak ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Mereka mengatakan serangan Jumat oleh pasukan pemerintah yang menewaskan hingga 20 orang di kota pelabuhan Mariupol tidak akan mengganggu referendum itu.
Pada Sabtu, pihak penyelenggara dan warga di kota Donetsk dan Luhansk terus mempersiapkan referendum. Brosur dan poster yang mengimbau warga agar memberikan suara tersebar di seluruh pelosok kota Luhansk.
Pemimpin separatis di kota tersebut, Valery Bolotov, mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax ia memperkirakan 90 persen warga akan memberikan suara.
Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Francois Hollande pada Sabtu mengatakan referendum itu tidak sah. Kedua pemimpin itu juga mengatakan akan mendukung rangkaian sanksi yang lebih luas oleh Uni Eropa terhadap Rusia jika pemilu presiden 25 Mei di Ukraina tidak berjalan sesuai rencana. Sanksi-sanksi baru itu diperkirakan akan menarget perekonomian Rusia.
Sejumlah jajak pendapat terbaru menunjukkan 70 persen warga di Ukraina timur tidak ingin memisahkan diri dari Ukraina.