Tautan-tautan Akses

AS dan Ukraina Kecam Putin Rayakan Hari Kemenangan di Krimea


Presiden Rusia Vladimir Putin menerima sambutan dari para hadirin setelah berpidato menandai peringatan Hari Kemenangan di Sevastopol, Krimea (9/5/2014).
Presiden Rusia Vladimir Putin menerima sambutan dari para hadirin setelah berpidato menandai peringatan Hari Kemenangan di Sevastopol, Krimea (9/5/2014).

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di Krimea hari Jumat untuk memperingati kemenangan Uni Soviet dalam Perang Dunia Kedua. Hal itu mendapat kecaman keras Amerika dan Ukraina.

Lawatan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Krimea itu merupakan kunjungan pertamanya ke semenanjung itu sejak Moskow menganeksasi wilayah itu bulan Maret.

Berpidato di hadapan para veteran dan pejabat militer di kota pelabuhan Sevastopol di Krimea, dimana Armada Laut Hitam Rusia berpangkalan, Putin mengatakan 2014 akan dikenang sebagai “tahun ketika orang-orang yang tinggal disini dengan tegas memutuskan untuk bersatu dengan Rusia,” dengan demikian mengukuhkan “kesetiaan mereka terhadap kebenaran sejarah dan kenangan pada leluhur kami.”

Putin mengatakan kepada kerumunan massa di sebuah konser Hari Kemenangan di Sevastopol bahwa Rusia menghormati semua negara serta hak dan kepentingan mereka, tetapi bahwa “kepentingan mendasar Rusia, termasuk restorasi keadilan sejarah dan hak untuk menentukan nasib sendiri,” juga harus dihormati.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan, kunjungan presiden Rusia ke Krimea itu “provokatif dan tidak perlu,” dan menambahkan bahwa Amerika tidak mengakui aneksasi Russia terhadap semenanjung itu yang disebutnya “ilegal” dan “tidak sah.”

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam kunjungan ke Krimea itu sebagai “pelanggaran besar-besaran” terhadap kedaulatan Ukraina dan merupakan “provokasi.”

Jumat pagi, Putin menyaksikan dari tribun kehormatan ketika di Lapangan Merah Moskow ketika 11 ribu pasukan Rusia berparade dan memamerkan senjata militer negara itu dalam parade tahunan Hari Kemenangan.

Sementara itu, pertempuran pecah lagi hari Jumat antara pasukan keamanan Ukraina dan militan pro-Rusia di kota pelabuhan Mariupol, Ukraina tenggara.

Pertempuran baru itu lebih sengit dari pertempuran di sana awal pekan ini, dimana pasukan keamanan menggunakan tank-tank dan senjata berat lainnya.

Menteri dalam negeri Ukraina, Arsen Avakov, hari Jumat mengatakan pasukan keamanan telah menewaskan sekitar 20 pemberontak pro-Rusia yang berupaya menduduki markas kepolisian Mariupol. Dia mengatakan seorang polisi Ukraina tewas dan lima lainnya luka-luka dalam pertempuran itu.

Associated Press melaporkan salah seorang wartawannya melihat tiga mayat dekat kantor polisi Mariupol, termasuk mayat seorang polisi.

Rekaman video menunjukkan kantor polisi itu terbakar habis dan asap masih mengepul.

Secara terpisah, sebuah video yang diunggah ke internet tampaknya menunjukkan demonstran anti-pemerintah, yang kelihatannya tidak bersenjata, ditembak di jalan-jalan di Mariupol ketika tank-tank melintas. Sebuah video lain tampak menunjukkan seorang anggota pasukan keamanan Ukraina ditembak, diperkirakan oleh penembak jitu, dan sebagian warga sipil anti-pemerintah bertepuk tangan.

Konten video itu belum dapat dikukuhkan secara independen.
XS
SM
MD
LG